Pengantar
Di sebuah desa yang damai dan subur, hiduplah seorang pria bijaksana bernama Nuh. Nuh adalah seorang yang sangat taat kepada Allah dan selalu berusaha menjalankan perintah-Nya. Ia dikenal sebagai orang yang jujur, baik hati, dan penuh kasih sayang kepada semua makhluk. Sayangnya, sebagian besar penduduk desa tidak seperti Nuh. Mereka menyembah berhala dan melakukan banyak perbuatan yang tidak baik.
Nuh merasa sangat sedih melihat perilaku umatnya. Dengan hati penuh kasih, Nuh memohon kepada Allah untuk memberikan petunjuk dan kekuatan agar ia bisa mengajak umatnya kembali ke jalan yang benar. Allah mendengar doa Nuh dan memberinya tugas yang sangat penting.
“Nuh, pergilah kepada kaummu dan sampaikan pesan-Ku. Ajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan kembali beriman kepada-Ku,” perintah Allah.
Dakwah Nabi Nuh
Dengan semangat dan penuh keyakinan, Nuh mulai berdakwah. Setiap hari, ia berbicara kepada orang-orang di desanya, menjelaskan tentang keesaan Allah dan pentingnya berbuat baik. Namun, sayangnya, hanya sedikit yang mendengarkan. Sebagian besar dari mereka malah mengejek dan mengolok-olok Nuh.
“Apakah kamu tidak melihat bahwa kami sudah hidup dengan nyaman? Mengapa harus mengikuti ajaranmu yang aneh itu?” tanya mereka dengan nada mencemooh.
Meskipun banyak yang menentang, Nuh tidak pernah menyerah. Dia terus berdakwah, berharap bahwa suatu hari nanti, umatnya akan sadar dan kembali ke jalan yang benar. Tapi hari demi hari berlalu, dan perilaku umatnya semakin buruk.
Perintah Membangun Bahtera
Melihat keteguhan hati Nuh, Allah kemudian memberikan wahyu yang mengubah segalanya. “Nuh, Aku telah memutuskan untuk menghukum umatmu yang durhaka dengan banjir besar. Bangunlah sebuah bahtera yang besar untuk menyelamatkanmu dan mereka yang beriman.”
Nuh segera memulai pekerjaan besar itu. Dengan petunjuk dari Allah, ia mulai mengumpulkan kayu dan bahan-bahan lainnya. Setiap hari, Nuh bekerja keras membangun bahtera, meskipun orang-orang di desanya terus mengejek dan menertawakannya.
“Apa yang kamu lakukan, Nuh? Membangun kapal di tengah daratan? Kamu sudah gila!” teriak mereka sambil tertawa terbahak-bahak.
Namun, Nuh tetap tenang dan terus bekerja. Dia tahu bahwa Allah telah memerintahkan ini untuk menyelamatkan mereka yang beriman.
Penyelesaian Bahtera
Setelah bertahun-tahun bekerja keras, akhirnya bahtera itu selesai. Bahtera tersebut sangat besar dan kuat, mampu menampung banyak orang dan hewan. Kemudian, Allah memerintahkan Nuh untuk mengumpulkan sepasang dari setiap jenis hewan, jantan dan betina, untuk dibawa ke dalam bahtera. Nuh dan para pengikutnya mulai mengumpulkan hewan-hewan tersebut, dari yang besar seperti gajah dan singa, hingga yang kecil seperti kelinci dan burung.
Saat semua sudah siap, Allah memerintahkan Nuh dan para pengikutnya yang beriman untuk masuk ke dalam bahtera. Kemudian, tiba-tiba langit mulai gelap, awan tebal berkumpul, dan hujan deras mulai turun. Bumi pun mulai memuntahkan air dari segala penjuru. Banjir besar itu pun dimulai.
Banjir Besar
Air semakin naik dan terus naik. Desa yang tadinya damai dan subur kini berubah menjadi lautan yang ganas. Semua yang tidak berada di dalam bahtera tersapu oleh air bah yang dahsyat itu. Mereka yang sebelumnya mengejek Nuh kini menjerit dan memohon pertolongan, tetapi sudah terlambat. Banjir itu menelan segala sesuatu di jalannya.
Bahtera Nuh terapung dengan tenang di atas air yang bergelora. Di dalamnya, Nuh, keluarganya, dan semua hewan hidup dengan aman. Mereka berdoa dan memuji Allah atas keselamatan yang telah diberikan.
Selamat di Dalam Bahtera
Selama berbulan-bulan, bahtera itu terus terapung di atas air. Tidak ada daratan yang terlihat, hanya air sejauh mata memandang. Namun, Nuh dan para pengikutnya tetap sabar dan berdoa, meyakini bahwa Allah pasti akan menuntun mereka ke tempat yang aman.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan terapung, hujan pun berhenti dan air mulai surut. Bahtera itu perlahan-lahan mendarat di puncak sebuah gunung yang tinggi. Nuh dan para pengikutnya sangat bersyukur dan mengucap syukur kepada Allah.
Kehidupan Baru
Ketika air benar-benar surut, Nuh dan semua yang ada di dalam bahtera keluar. Mereka melihat daratan yang subur dan indah, yang siap untuk dihuni. Allah telah membersihkan bumi dari kejahatan dan memberi kesempatan baru bagi Nuh dan pengikutnya untuk memulai kehidupan yang lebih baik.
Nuh dan keluarganya pun mulai membangun kehidupan baru di tanah yang baru. Mereka bercocok tanam, beternak, dan menjalani kehidupan dengan penuh keimanan dan ketaatan kepada Allah. Nuh terus mengajarkan kebaikan dan keimanan kepada anak-anak dan cucunya, memastikan bahwa generasi berikutnya akan tetap beriman dan taat kepada Allah.
Penutup
Kisah Nabi Nuh ini menjadi pelajaran berharga bagi semua umat manusia. Dengan keteguhan hati, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah, kita bisa menghadapi segala cobaan dan ujian. Setiap perbuatan baik akan selalu mendapat balasan yang baik dari Allah. Yang terpenting, Allah selalu bersama mereka yang beriman dan berbuat baik.
Akhirnya, kisah Nabi Nuh dan banjir besar ini mengajarkan kita tentang pentingnya beriman dan taat kepada Allah, serta selalu berusaha untuk berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. (By Fadllan).