Penulis : Shafa Rahmadiena Maulany, S.Pd.
Krisis empati di kalangan siswa menjadi isu yang semakin mendesak dalam dunia pendidikan. Fenomena seperti bullying yang terjadi di sekolah adalah cerminan dari adanya krisis empati. Rahayu dan Permana (2019) menuturkan bahwa bentuk krisis empati, di antaranya kebiasaan iseng atau guyon, membuat bahan candaan atau njaraki, maupun ikut-ikutan temannya, karena didasari adanya rasa kekecewaan, tidak suka, maupun balas dendam.
Menyikapi fenomena tersebut, guru BK memiliki peran krusial guna mengembangkan empati siswa, melalui penerapan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari lima tingkat, yaitu: 1) Kebutuhan Fisiologis, berupa kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan tempat tinggal; 2) Kebutuhan Keamanan, berupa rasa aman dari ancaman fisik dan emosional; 3) Kebutuhan Sosial, berupa rasa memiliki dan diterima dalam kelompok; 4) Kebutuhan Harga Diri, berupa penghargaan terhadap diri sendiri dan pengakuan dari orang lain; 5) Kebutuhan Aktualisasi Diri, berupa pencapaian potensi diri secara maksimal (Zikrun, 2018).
Dalam konteks pendidikan, teori Maslow menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia (mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri) merupakan prasyarat untuk mencapai perkembangan pribadi yang optimal. Pemenuhan kebutuhan ini dapat meningkatkan motivasi dan kesejahteraan siswa, yang pada gilirannya dapat memperkuat kemampuan empati mereka. Adapun implementasi dari teori tersebut yang dapat dilakukan oleh guru BK guna meningkatkan empati siswa, di antaranya:
- Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis dan Keamanan
Dengan memastikan kebutuhan dasar siswa (seperti makanan, tempat tinggal, dan rasa aman terpenuhi), guru BK dapat membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan kondusif dalam pemberian layanan. Siswa yang merasa aman dan nyaman lebih cenderung menunjukkan perilaku empati terhadap sesama.
- Pemenuhan Kebutuhan Sosial (Kasih Sayang dan Rasa Memiliki)
Guru BK dapat membangun suasana layanan yang inklusif dan mendukung, di mana siswa merasa diterima dan dihargai. Lingkungan yang penuh kasih sayang ini mendorong siswa untuk mengembangkan empati terhadap teman-teman mereka.
- Pemenuhan Kebutuhan Penghargaan
Guru BK memberikan penghargaan dan pengakuan atas prestasi dan usaha siswa sehingga harga diri mereka meningkat. Siswa dengan harga diri yang tinggi lebih mampu memahami dan menghargai perasaan orang lain (empati).
- Pemenuhan Kebutuhan Aktualisasi Diri
Guru BK mendorong siswa untuk mencapai potensi penuh mereka melalui kegiatan yang menantang dan bermakna, sehingga rasa percaya diri dan kepuasan pribadi mereka akan meningkat. Siswa yang merasa puas dengan diri mereka lebih cenderung menunjukkan empati terhadap orang lain.(Rahmadania & Aly, 2023; Fitriyati & Maemonah, 2022).
Oleh karena itu, penerapan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow dalam layanan bimbingan oleh guru BK dapat menjadi jembatan efektif untuk meningkatkan empati siswa terhadap teman sebaya. Harapannya dengan guru BK memahami dan memenuhi kebutuhan dasar siswa, guru BK dapat menciptakan lingkungan layanan yang aman dan mendukung perkembangan siswa secara optimal, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karirnya ke depan.
Daftar Rujukan:
Fitriyati, Ika, & Maemonah. (2022). Implementasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Madrasah Ibtidaiyah. At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 6(2), 111-120.
Rahayu, B. A., & Permana, I. (2019). Bullying di sekolah: Kurangnya Empati Pelaku Bullying dan Pencegahan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(3), 237-246.
Rahmadania, A., & Aly, H. N. (2023). Implementasi Teori Hirarchy Of Needs Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Di Yayasan Cahaya Generasi Islam Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(4), 261-272.
Zikrun. (2018). Teori Humanistik Abraham Maslow dalam Perspektif Islam. Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam. Dari: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2914/1/ZIKRUN.pdf.