Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

LEARNING BY DOING: KUNCI BELAJAR BAHASA INDONESIA DI SMP ISLAM KH AHMAD BADJURI

Penulis : Himmatus Sholikhah, S.Pd.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Islam KH Ahmad Badjuri terus berkembang mengikuti dinamika zaman. Di tengah derasnya arus digitalisasi, pendekatan konvensional yang hanya menekankan hafalan dan teori sudah tidak lagi relevan sepenuhnya. Oleh karena itu, sekolah ini mengedepankan metode learning by doing sebagai kunci untuk menumbuhkan pemahaman mendalam dan keterampilan berbahasa yang aplikatif bagi peserta didik.
Learning by doing merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada pengalaman langsung dalam proses belajar. Dalam konteks pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga secara aktif melakukan praktik nyata seperti membuat berita, menyusun surat, menyampaikan tanggapan lisan, presentasi hasil diskusi, serta memproduksi konten literasi digital. Aktivitas-aktivitas ini menjadi wahana efektif bagi peserta didik untuk memahami fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu implementasi nyata metode ini adalah melalui proyek pembuatan flipbook digital “Kumpulan Puisi Senandika Sekala” yang melibatkan seluruh peserta didik kelas VII, pendidik, dan tenaga kependidikan. Dalam proyek semester ini, peserta didik belajar menyusun teks berita, melakukan wawancara, dan menyunting tulisan. Tidak hanya meningkatkan kemampuan menulis, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama, dan tanggung jawab terhadap hasil belajar mereka.
Selain itu, dalam pembelajaran teks tanggapan, peserta didik diajak untuk mengamati fenomena sosial di sekitar lingkungan sekolah, lalu menyampaikan tanggapannya secara lisan maupun tertulis. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik untuk berpikir kritis dan menyampaikan gagasan dengan bahasa yang santun dan argumentatif. Metode ini menjadikan pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
Dengan pendekatan learning by doing, peserta didik menjadi subjek aktif dalam pembelajaran. Mereka belajar melalui proses, bukan sekadar menerima informasi. Kegiatan pembelajaran tidak lagi monoton, melainkan menjadi dinamis dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan Islam yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan akal, hati, dan keterampilan secara seimbang.
Tenaga pendidik SMP Islam KH Ahmad Badjuri percaya bahwa penguasaan Bahasa Indonesia bukan hanya soal nilai ujian, tetapi juga keterampilan hidup. Melalui praktik langsung, peserta didik diharapkan mampu menjadi komunikator yang baik, penulis yang cermat, dan pembaca yang kritis. Keterampilan ini menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Dengan demikian, learning by doing bukan sekadar metode, melainkan filosofi pendidikan yang menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia lebih hidup. Diharapkan pendekatan ini terus menginspirasi pendidik dan peserta didik untuk bersama-sama membangun budaya literasi yang kuat dan berdaya guna di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.