Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan ibadah malam yang memiliki keutamaan luar biasa dan menjadi ciri khas Ramadhan. Artikel ini akan membahas tata cara dan keutamaan shalat tarawih berdasarkan dalil Al-Qur’an, hadist, serta pendapat ulama. Mari kita simak bersama!
Pendahuluan: Gambaran Umum Shalat Tarawih dan Keutamaannya di Bulan Ramadhan
Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Kata “tarawih” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “istirahat”, karena umat Islam biasanya beristirahat sejenak setelah setiap empat rakaat. Shalat ini dilaksanakan setelah shalat Isya dan bisa dilakukan secara berjamaah atau sendiri-sendiri.
Keutamaan shalat tarawih sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan betapa istimewanya ibadah ini di sisi Allah SWT.
Shalat tarawih juga menjadi momen untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Biasanya, shalat tarawih dilakukan berjamaah di masjid, sehingga umat Islam bisa berkumpul, saling mengenal, dan memperkuat tali silaturahmi. Selain itu, shalat tarawih juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tata Cara Shalat Tarawih
1. Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Shalat tarawih memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaatnya. Ada dua pendapat utama:
-
8 rakaat: Ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, di mana Rasulullah SAW tidak pernah shalat malam lebih dari 11 rakaat (termasuk witir). (HR. Bukhari dan Muslim).
-
20 rakaat: Ini adalah pendapat yang diikuti oleh mayoritas ulama, termasuk Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Syafi’i. Mereka merujuk pada praktik sahabat Nabi, khususnya di masa Umar bin Khattab RA.
Perbedaan ini sebenarnya tidak perlu menjadi perdebatan yang sengit. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah. Baik 8 rakaat maupun 20 rakaat, keduanya memiliki dasar yang kuat dalam Islam.
2. Niat Shalat Tarawih
Niat shalat tarawih bisa dilafalkan dalam hati atau diucapkan secara lisan. Berikut contoh niatnya:
-
Niat Shalat Tarawih sebagai Makmum:
“Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati ma’mūman lillāhi ta‘ālā.”
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
-
Niat Shalat Tarawih sebagai Imam:
“Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati imāman lillāhi ta‘ālā.”
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
3. Bacaan Shalat Tarawih
Tidak ada bacaan khusus yang harus dibaca dalam shalat tarawih. Namun, disunnahkan untuk membaca surat-surat pendek setelah Al-Fatihah, terutama surat-surat yang mudah dihafal. Misalnya, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Selain itu, ada juga kebiasaan membaca doa-doa tertentu setelah setiap empat rakaat. Doa ini biasanya dipimpin oleh imam dan diikuti oleh jamaah. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, dan keberkahan dari Allah SWT.
4. Shalat Witir
Shalat tarawih biasanya diakhiri dengan shalat witir, yang jumlah rakaatnya ganjil (1, 3, 5, atau lebih). Witir adalah penutup shalat malam dan memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Jadikanlah witir sebagai penutup shalat malam kalian.” (HR. Bukhari).
Shalat witir bisa dilakukan dengan satu rakaat, atau tiga rakaat dengan dua salam. Ada juga yang melakukannya dengan lima atau tujuh rakaat, tergantung pada kebiasaan dan kemampuan masing-masing.
Keutamaan Shalat Tarawih
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadist. Berikut beberapa di antaranya:
1. Pengampunan Dosa
Seperti disebutkan dalam hadist di atas, shalat tarawih dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu, asalkan dilakukan dengan ikhlas dan mengharap pahala dari Allah SWT. Ini adalah kesempatan emas untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan memulai lembaran baru.
2. Mendekatkan Diri kepada Allah
Shalat tarawih adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah malam ini juga membantu kita merenungkan ayat-ayat Allah dan meningkatkan ketakwaan.
3. Pahala yang Berlipat Ganda
Setiap amalan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya, termasuk shalat tarawih. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berdiri (shalat) di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Meningkatkan Kesehatan Spiritual dan Fisik
Shalat tarawih tidak hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga secara fisik. Gerakan shalat yang teratur dapat membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan kebugaran tubuh. Selain itu, shalat tarawih juga membantu kita untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu dan aktivitas sehari-hari.
5. Membangun Kebersamaan dan Ukhuwah
Shalat tarawih yang dilakukan berjamaah di masjid juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Ini adalah momen untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antar sesama muslim. Dengan berkumpul di masjid, kita bisa saling mengenal, saling mendukung, dan saling mengingatkan dalam kebaikan.
Hukum dan Pendapat Ulama tentang Shalat Tarawih
1. Pandangan Mazhab Syafi’i dan Hanbali
Mazhab Syafi’i dan Hanbali cenderung mengikuti pendapat 20 rakaat. Mereka merujuk pada praktik sahabat Nabi, terutama Umar bin Khattab RA, yang menetapkan shalat tarawih 20 rakaat di masjid Nabawi.
2. Pandangan Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi juga mendukung shalat tarawih 20 rakaat. Mereka berpendapat bahwa ini adalah sunnah yang telah diamalkan oleh para sahabat dan tabi’in.
3. Pandangan Mazhab Maliki
Mazhab Maliki lebih fleksibel. Mereka membolehkan shalat tarawih 8 rakaat atau 20 rakaat, tergantung pada kebiasaan masyarakat setempat.
4. Pendapat Ulama Kontemporer
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama RI menganjurkan shalat tarawih 20 rakaat, tetapi juga membolehkan 8 rakaat bagi yang merasa berat. Yang terpenting adalah konsistensi dan keikhlasan dalam menjalankannya.
Kesimpulan: Motivasi untuk Rutin Melaksanakan Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah ibadah yang penuh berkah dan keutamaan. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat, yang terpenting adalah niat dan keikhlasan kita dalam menjalankannya. Mari manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, termasuk dengan rutin melaksanakan shalat tarawih.
Shalat tarawih tidak hanya memberikan pahala yang besar, tetapi juga membantu kita untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan rutin melaksanakan shalat tarawih, kita bisa membersihkan diri dari dosa-dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat tali silaturahmi dengan sesama muslim.
Semoga Allah SWT menerima semua amalan kita dan memberikan kita kekuatan untuk istiqamah dalam beribadah. Aamiin.
Referensi:
-
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 183
-
Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim
-
Kitab Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq
-
Panduan Ramadhan oleh Kementerian Agama RI
-
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)