Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Anak Banyak Bertanya: Jendela Menuju Pikiran Cerdas atau Hambatan Belajar

Penulis : Nindy Silvia Melyasari, M.Pd.

 

Ketika seorang anak banyak bertanya di kelas, reaksi yang muncul bisa beragam. Ada yang menganggapnya sebagai tanda kecerdasan dan rasa ingin tahu yang tinggi, namun ada pula yang mungkin melihatnya sebagai indikasi kurangnya pemahaman atau bahkan kebodohan. Lalu, mana yang benar? Pertanyaan ini sering muncul di benak orang tua atau bahkan guru sendiri.

Secara umum, anak yang banyak bertanya cenderung menunjukkan ciri-ciri kecerdasan. Hal ini sejalan dengan isi buku yang ditulis oleh (Surya, 2010) terkait anak yang gemar bertanya. Mengapa demikian?. Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anak yang gemar bertanya memiliki suatu kecerdasan.

Mengurai Benang Merah: Mengapa Anak Banyak Bertanya?

Untuk memahami makna di balik pertanyaan-pertanyaan seorang anak, kita perlu melihat lebih jauh dari sekadar frekuensinya. Ada beberapa alasan mendasar mengapa anak cenderung banyak bertanya, diantaranya sebagai berikut.

  • Rasa Ingin Tahu yang Murni (Curiosity-Driven Learning): Ini adalah alasan paling umum dan paling positif. Anak-anak, secara alami, adalah penjelajah dunia. Mereka ingin tahu “mengapa”, “bagaimana”, dan “apa jika”. Setiap pertanyaan adalah upaya mereka untuk menyusun kepingan teka-teki pemahaman mereka tentang suatu topik. Ini adalah ciri khas pembelajar aktif yang tidak puas dengan informasi permukaan (Sadeh, 2007).
  • Membangun Koneksi dan Pemahaman Mendalam (Building Connections): Terkadang, pertanyaan muncul karena anak sedang mencoba menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Mereka mungkin bertanya, “Apakah ini seperti…?” atau “Jadi, artinya…?” Ini menunjukkan kemampuan mereka untuk memikirkan secara analogis dan membangun kerangka pemahaman yang lebih kokoh.(Clark, 2005).
  • Mengatasi Kesalahpahaman (Clarifying Misconceptions): Pertanyaan juga bisa menjadi sinyal bahwa ada sedikit ketidakjelasan atau bahkan kesalahpahaman dalam benak anak. Dengan bertanya, mereka mencari klarifikasi untuk meluruskan pemahaman yang salah. Ini adalah langkah krusial dalam proses koreksi diri dan belajar dari kesalahan.
  • Mencari Verifikasi (Seeking Verification): Anak mungkin sudah memiliki ide atau jawaban di kepala mereka, tetapi mereka butuh validasi dari guru. “Apakah jawaban saya benar, Bu/Pak?” Ini menunjukkan keinginan mereka untuk memastikan pemahaman dan mendapatkan konfirmasi.
  • Gaya Belajar Auditorik (Auditory Learning Style): Beberapa anak belajar paling baik dengan mendengarkan penjelasan. Mereka mungkin bertanya untuk memproses informasi secara verbal atau untuk mengulangi konsep dalam bentuk pertanyaan.
  • Kebutuhan untuk Interaksi (Need for Interaction): Bagi sebagian anak, bertanya adalah cara untuk berinteraksi dengan guru dan merasa terhubung dengan proses pembelajaran. Ini bisa menjadi dorongan sosial yang sehat.

Kapan Banyak Bertanya Bisa Menjadi Indikasi Lain?

Meskipun sebagian besar anak yang banyak bertanya adalah pertanda baik, ada beberapa kondisi dimana hal tersebut mungkin perlu diperhatikan lebih lanjut:

  • Pertanyaan Berulang yang Sama: Jika anak terus-menerus menanyakan hal yang sama meskipun sudah dijelaskan berulang kali, ini mungkin menunjukkan kesulitan dalam memproses informasi atau masalah memori jangka pendek.
  • Pertanyaan yang Tidak Relevan: Terkadang, anak bertanya hal-hal yang tidak relevan dengan topik yang sedang dibahas. Ini bisa menjadi tanda kurangnya fokus atau kesulitan dalam memahami konteks.
  • Mencari Perhatian: Dalam beberapa kasus, anak mungkin menggunakan pertanyaan sebagai cara untuk menarik perhatian guru (Surya, 2010).

Namun, penting untuk dicatat bahwa kasus-kasus di atas lebih jarang terjadi dan memerlukan observasi lebih lanjut oleh guru dan orang tua.

Peran Guru dalam Menanggapi Anak yang Banyak Bertanya

Guru memegang peranan penting dalam menanggapi anak yang banyak bertanya. Alih-alih merasa terganggu, guru sebaiknya:

  • Mendorong dan Menghargai Pertanyaan: Ciptakan lingkungan kelas di mana bertanya adalah hal yang positif dan dihargai.
  • Memberikan Jawaban yang Jelas dan Menyeluruh: Usahakan memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan mendalam.
  • Mengajarkan Anak Cara Merumuskan Pertanyaan yang Baik: Bantu anak untuk bertanya dengan lebih spesifik dan terarah.
  • Mengidentifikasi Kebutuhan Khusus: Jika ada kekhawatiran, lakukan observasi lebih lanjut atau konsultasikan dengan spesialis.

Kesimpulan: Merayakan Rasa Ingin Tahu

Dalam dunia pendidikan, anak yang banyak bertanya adalah sebuah anugerah. Mereka adalah individu yang secara aktif terlibat dalam proses belajar, menunjukkan rasa ingin tahu yang mendalam, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Jauh dari kata “bodoh,” mereka justru adalah pembelajar sejati yang mencari pemahaman. Tugas kita sebagai pendidik dan orang tua adalah memupuk rasa ingin tahu ini, menyalurkannya dengan bijak, dan memastikan bahwa setiap pertanyaan adalah jembatan menuju pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian, kita tidak hanya membentuk siswa yang pandai, tetapi juga individu yang selalu ingin belajar sepanjang hidup.

Referensi

Clark, K. K., et.al. (2005). Strategies for Building Mathematical Communication in the Middle School Classroom: Modeled in Professional Development, Implemented in the Classroom. CIME (Current Issues in Middle Level Education) (2005)11(2), 1-12

 

Surya, Hendra. (2010). Rahasia Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sadeh, Z. a. (2007). Curiosity and Open Inquiry Learning. Journal of Biologi Education, 41(4), 163-169.