Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Edukasi Kesehatan Reproduksi di Kalangan Remaja SMP pada Era Digital, Masihkah Dianggap Tabu?

Penulis : Shafa Rahadiena Maulany, S.Pd., Gr.

 

Pendidikan kesehatan reproduksi (Kespro) di Indonesia, khususnya di kalangan siswa SMP, masih dianggap tabu dan sering dihindari karena takut jika siswa SMP menjadikannya sebagai contoh. Padahal, Tarapanjang & Suwarno (2024) menuturkan bahwa pengetahuan yang memadai tentang Kespro sangat penting bagi remaja untuk menghadapi tantangan kesehatan seksual dan reproduksi di era digital saat ini.​

Adapun kasus minimnya edukasi tentang Kespro di kalangan siswa SMP ditandai dengan ditemukannya penelitian terhadap SMP Cokroaminoto Manado, dimana menunjukkan bahwa hanya 10%–10,6% remaja yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, yang merupakan indikator rendahnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi secara umum. Kurangnya edukasi ini berisiko meningkatkan perilaku seks pranikah, kehamilan tidak diinginkan, penggunaan narkoba, bahkan penularan penyakit menular seksual (PMS) (Pandji, dkk, 2019).

Pengetahuan yang baik tentang Kespro dinilai penting, sebab dapat membentuk sikap positif terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, serta mencegah perilaku berisiko. Sebuah studi di Pesantren Modern Terpadu menunjukkan bahwa dukungan dari orang tua, guru, dan teman sebaya secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap PMS (Yurizali, dkk, 2024). Menghadapi kondisi minimnya edukasi Kespro tersebut, berikut peran yang dapat dijalankan oleh pihak terkait, yaitu:

  1. Siswa SMP: Aktif Mencari dan Berbagi Informasi

Remaja dapat memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi yang akurat tentang Kespro. Selain itu, mengikuti seminar atau diskusi tentang Kespro dapat menambah wawasan dan mengurangi stigma seputar topik ini (Ekawati, dkk, 2023).

  1. Orang Tua: Menjadi Sumber Informasi yang Terpercaya

Orang tua perlu membuka komunikasi dengan anak-anak tentang perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama masa pubertas. Mereka dapat memberikan informasi yang benar dan mendukung anak untuk membuat keputusan yang sehat mengenai kesehatan reproduksi (Direktorat Guru Pendidikan Dasar, 2022).

  1. Guru BK: Fasilitator Edukasi dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tentang Kespro. Guru BK dapat menyebarkan pengetahuan yang diperoleh kepada rekan-rekan guru lainnya dan memberikan konseling yang tepat kepada siswa (Direktorat Guru Pendidikan Dasar, 2022). Salah satu layanan yang dapat dinilai efektif, yaitu dengan pemberian layanan klasikal bermetode permainan. Permainan dinilai efektif dilakukan untuk siswa SMP, sebab bersifat: a) Membuka suasana (sehingga mencairkan rasa malu/bingung saat bahas topik sensitif); 2) Melibatkan emosi dan pikiran (sehingga membantu siswa lebih ingat materi); dan 3) Memicu diskusi sehat antar teman (sehingga siswa merasa tidak sendirian).

Meskipun edukasi kesehatan reproduksi masih dianggap tabu di kalangan siswa SMP, penting bagi semua pihak, yaitu siswa, orang tua, dan guru BK, untuk bekerja sama dalam menyediakan informasi yang akurat dan mendukung remaja dalam membuat keputusan yang sehat. Dengan demikian, dapat terbentuk generasi muda yang lebih sehat dan siap menghadapi tantangan di era digital.

Daftar Rujukan:

Direktorat Guru Pendidikan Dasar. (2022). Peran Guru dalam Edukasi Kesehatan Reproduksi. [29 September 2022], dilansir dari: Peran Guru Dalam Edukasi Kesehatan Reproduksi – Direktorat Guru Pendidikan Dasar.

Ekawati, R., Deniati, E. N., Rahmawati, W. C., Al-Irsyad, M., Saputra, M. I., Rahmadana, W., & Hanifah, S. S. (2023). Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja Sebagai Upaya Mengurangi Pemikiran Tabu Tentang Reproduksi. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service)5(1), 136–142. https://doi.org/10.36312/sasambo.v5i1.1100.

Pandji, A. P., Ratag, B. T., & Asrifuddin, A. (2019). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Siswa SMP Cokroaminoto Manado. KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi8(7). Dari: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMP COKROAMINOTO MANADO | Pandji | KESMAS.

Tarapanjang, A., & Suwarno, M. L. (2024). Kesehatan Seksualitas dan Reproduksi bukan Tabu Lagi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa2(5), 1342–1347. https://doi.org/10.59837/jpmba.v2i5.998.

Yurizali, B., Adhyka, N., & Aisyiah, I. K. (2024). Peran Dukungan Orang Tua, Guru, dan Teman Sejawat terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Sikap terhadap Penyakit Menular Seksual pada Pelajar Putri. Holistik Jurnal Kesehatan18(7), 887–894. https://doi.org/10.33024/hjk.v18i7.374.