Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Waktu Bukan Musuh: Peran Guru BK dan Kuadran Waktu sebagai Solusi Siswa SMP dalam Memanajemen Waktu

Penulis : Shafa Rahmadiena Maulany, S.Pd., Gr.

Berdasarkan hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) SMP Islam KH. Ahmad Badjuri, banyak siswa kelas 7 yang mengalami kesulitan dalam manajemen waktu. Mereka sering mengerjakan tugas secara mendadak, menghadapi keterlambatan dalam proses belajar, bahkan mengalami stres akibat kurangnya waktu. Kondisi tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan manajemen waktu siswa SMP terjadi penurunan signifikan tanpa bimbingan yang jelas. Mereka sulit mengelola waktu antara pembelajaran, rutinitas pondok, dan kegiatan pribadinya (Sembiring & Chairunnisa, 2022).

Padahal idealnya, siswa SMP diharapkan mampu mandiri menyusun jadwal harian dalam memprioritaskan tugas dan menyisihkan waktu untuk refleksi diri. Dalam hal ini, konsep kuadran waktu yang membagi aktivitas menjadi empat kategori, menunjukkan hasil yang efektif untuk membantu siswa mengenali prioritas dan mengurangi kebiasaan menunda-nunda tugas (Rahmah, dkk, 2023).

Menghadapi kondisi tersebut, guru BK dapat mengembangkan layanan klasikal terstruktur, sebagai berikut:

  1. Pengenalan Filosofi Kuadran Waktu

Materi dasar menjelaskan perbedaan urgensi, pentingnya tugas, dan cara memetakan kegiatan ke dalam kuadran. Dalam mengenalkan filosofi ini, guru BK sebelumnya mengibaratkan waktu dengan batu-batuan, terdiri dari batu besar (urusan yang sangat penting), batu kerikil sedang (urusan penting saja), batu kerikil kecil (urusan yang tidak terlalu penting). Siswa diarahkan untuk memasukkan semua batu ke dalam sebuah wadah dengan strategi tertentu hingga wadah bisa tertutup rapat. Jika wadah dapat menutup dengan rapat, hal ini menandakan bahwa strategi yang digunakan efektif dalam memanajemen waktu.

  1. Latihan Praktik Problem Solving dan Refleksi

Siswa mendapatkan sebuah kasus nyata yang menggambarkan sebuah bentrokan waktu dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mereka belajar untuk mengklasifikasikannya ke masing-masing kuadran (Penting dan mendesak (I), Penting tapi tidak mendesak (II), Tidak penting tapi mendesak (III), serta Tidak penting dan tidak mendesak (IV)). Evaluasi dan diskusi ini memungkinkan siswa mengenali tantangan nyata dalam penerapan manajemen waktu (Wulandari, 2024).

Aktifitas tersebut dinilai efektif, didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmah, dkk (2023), bahwa pelatihan prioritasi menggunakan tabel kuadran waktu pada mahasiswa di Samarinda menunjukkan peningkatan 28% dalam kemampuan manajemen waktu. Selain itu, bimbingan klasikal PjBL pada siswa SMA Palembang menunjukkan pada siklus II 90% siswa memiliki manajemen waktu tergolong tinggi setelah menggunakan kuadran waktu (Prasetya & Prasetiawan, 2022).

Dalam mendukung proses ini, terdapat peran sinergi yang dapat dilakukan oleh siswa maupun orang tua. Siswa dapat membuat jadwal harian/mingguan dan prioritisasi dengan mencantumkan tugas dan membaginya berdasarkan kuadran. Selain itu, melakukan refleksi rutin dan evaluasi pribadi di tiap akhir minggu, dimana siswa menganalisis efektifitas jadwal, hambatan, dan merencanakan perbaikan. Sedangkan, orang tua dapat menjadi fasilitator bagi siswa di rumah dengan menyediakan suasana belajar bebas gangguan; menjadi pemantau dan motivator dengan melacak pencapaian, memberikan pujian, atau penguatan terhadap kebiasaan disiplin. Selain itu, dapat melakukan diskusi terbuka jika terjadi pemborosan waktu kuadran IV dengan mendampingi anak mengenali penggunaan waktu yang tidak produktif dan mendorong perubahan sikap.

Kolaborasi antara guru BK (fasilitator), siswa (eksekutor), dan orang tua (motivator) membentuk sistem pendukung menajemen waktu yang komprehensif. Melalui layanan bimbingan klasikal yang difokuskan pada filosofi kuadran waktu, siswa dapat memahami urutan prioritas, menyusun jadwal lebih efisien, menurunkan stres, dan meningkatkan disiplin. Selain itu, adaptasi media kuadran waktu dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan keterampilan problem solving mereka di kehidupan sehari-hari.

Daftar Rujukan

Prasetya, B., & Prasetiawan, H. (2022). Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu melalui Bimbingan Klasikal Model Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 4(1). Dari: https://www.researchgate.net/publication/362740889_Upaya_Meningkatkan_Manajemen_Waktu_Melalui_Bimbingan_Klasikal_Model_Project_Based_Learning_PjBL_pada_Siswa_Sekolah_Menengah_Atas.

Rahmah, D. D. N., Firjatullah, F., & Saputro, E. (2023). Efektivitas Tabel Prioritas dalam Meningkatkan Manajemen Waktu Berorganisasi. Jurnal Masyarakat Mandiri, Universitas Muhammadiyah Mataram, 7(3). Dari: https://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/view/14829.

Sembiring, Z. L., & Chairunnisa, F. (2022). Peranan Guru BK dalam Manajemen Waktu Belajar Siswa SMP Negeri 1 Aek Ledong pada Masa Pandemi Covid-19. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 6(2). Dari: https://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/view/4873.

Wulandari, F. (2024). Penerapan Model Pembelajaran Problem-Based Learning pada Mata Pelajaran IPAS di SDN Pasir Wetan. Skripsi, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto. Dari: https://repository.uinsaizu.ac.id/28662/1/NASKAH%20SKRIPSI%20YUDISIUM%20RESTI%20WULANDARI.pdf.