Penulis : Nindy Silvia Melyasari, M.Pd
Sesuai dengan Raker antara Kemendikdasmen dengan Komisi X DPR RI pada akhir tahun 2024, peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus akan dikaji dan disempurnakan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti beberapa kali menyinggung terkait pendekatan Deep Learning. Hal ini menimbulkan banyak kemungkinan yakni akan bergantinya Kurikulum Merdeka Belajar menjadi Kurikulum Deep Learning. Sebenarnya, apakah Deep Learning itu?
Menurut Davis dalam Hariyanti (2024), Deep Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki akar pada teori belajar mendalam yang bertujuan untuk mendorong pemahaman konseptual, analisis kritis dan penerapan praktis. Pendekatan ini memiliki tujuan agar siswa memahami inti dari sebuah konsep dan mampu menghubungkannya dengan konteks yang dipelajari. Deep learning mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan teknologi modern dan mendorong inovasi serta kreativitas.
SMP Islam KH. Ahmad Badjuri coba menerapkan 3 pilar dalam Kurikulum Deep Learning yang mencakup mindful learning, meaningful learning, dan joyfull learning pada pembelajaran IPA. Ketiga pilar ini dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan, aktif, dan relevan dengan materi yang dipelajari.
- Mindful learning
Metode pembelajaran tradisional yang umumnya menekankan repetisi, hafalan dan hasil akhir dapat disempurnakan dengan penerapan mindful learning (Oppenheimer, dkk, 2014). Mindful learning membantu siswa memahami proses belajar secara sadar penuh dan memahami kebermaknaan dari belajar tersebut. Konsep mindful learning diperkenalkan oleh Ellen J. Langer yakni belajar hendaknya memberikan kebebasan kepada siswa untuk bereksplorasi. Mindful learning membantu siswa menghadapi kecemasan belajar karena metode ini membiasakan siswa untuk terbuka terhadap berbagai pandangan yang berbeda.
SMP Islam KH. Ahmad Badjuri mencoba menerapkan metode mindful learning salah satunya pada pembelajaran IPA dimana siswa diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi dalam sebuah praktikum, menemukan jawaban sendiri terkait rumusan masalah yang dihadapi, dan mendorong siswa untuk merefleksikan materi pembelajaran.
- Meaningful learning
Pada meaningful learning, siswa dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman atau informasi yang didapat sebelumnya. Berbeda dengan metode hafalan, meaningful learning lebih menekankan pada pemahaman konsep dimana siswa dapat menerapkannya pada kehidupan nyata secara mandiri. Pembelajaran IPA pada SMP Islam KH. Ahmad Badjuri mencoba menerapkan meaningful learning pada materi perubahan wujud zat dimana siswa melakukan praktikum langsung tentang proses pembuatan es krim (perubahan wujud zat cair menjadi padat), praktikum kristalisasi pada kapur barus, praktikum perkecambahan, dan lain sebagainya. Pembelajaran yang bermakna tersebut diharapkan meningkatkan kemampuan analisis siswa karena informasi yang dipelajari akan lebih mudah diingat dan dipahami.
- Joyfull learning
Pembelajaran yang menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan dapat dilakukan dengan menggunakan games atau permainan, seni ataupun diskusi interaktif yang sering digunakan untuk memotivasi siswa agar terlibat secara emosional (Hariyati, 2024). Proses pengalaman belajar yang menyenangkan ini telah diterapkan di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri salah satunya penerapan games ular tangga IPA, game wordwall, dan quiziz. Pembelajaran yang menyenangkan dapat menciptakan ikatan kuat antara guru dan siswa karena pelaksanaanya tanpa ada perasaan terpaksa dan tertekan (Caesarani, dkk, 2022). Menurut beberapa guru SMP Islam KH. Ahmad Badjuri, siswa lebih menyukai pembelajaran yang diselingi dengan permainan karena dapat menghidupkan suasana belajar dan memperkecil rasa boring dan burnout.
Kesimpulan
Kurikulum deep learning yang coba diperkenalkan baru-baru ini sebenarnya merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna. Deep learning telah ada sejak lampau, namun seiring berkembangnya waktu, pendekatan ini disesuaikan dengan situasi belajar anak diberbagai daerah di seluruh penjuru dunia. Kurikulum deep learning membantu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan teknologi modern, pemecahan masalah di dunia nyata, mendorong inovasi serta kesadaran etis untuk belajar. Tiga pilar kurikulum deep learning yakni mindful learning, meaningful learning, dan joyfull learning dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan, aktif dan relevan.
References
Caesarani, Sarah., dkk. (2022). Pendampingan dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Joyfull Learning Method di SDN Siring. Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah, Vol. 2, No. 2, hal. 152-157.
Hariyanti, Mustiko. (2024). Deep Learning pada Pembelajaran “Engkong Banjit”. Jurnal Sinergitas Aksi Inovasu Budaya Menulis Inspiratif, Vol. II No.2 Tahun 2024, 91-101.