Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

10 Hal yang Harus Dibawa Saat Masuk Pondok Pesantren

Menjadi santri di Pondok Pesantren adalah pengalaman yang unik dan penuh pembelajaran. Namun, agar kehidupan di pesantren berjalan lancar, penting untuk membawa barang-barang yang sesuai agar tetap nyaman. Berikut adalah daftar 10 hal yang wajib dibawa saat masuk Pondok Pesantren! 1. Alat Ibadah Sebagai tempat pendidikan berbasis agama, alat ibadah adalah perlengkapan utama yang harus … Read more

10 Keunggulan Pendidikan Pesantren

1. Pendidikan Akhlak dan Karakter yang Kuat Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menekankan pembentukan karakter dan akhlak mulia. Para santri dibimbing untuk menginternalisasi nilai-nilai kejujuran, kesopanan, tanggung jawab, dan empati melalui keteladanan langsung dari kiai dan ustadz. Sistem pendidikan pesantren yang khas, seperti hidup dalam lingkungan yang terjaga, memungkinkan pengawasan moral yang … Read more

Pesantren Sebagai Laboratorium Hidup Pembentukan Akhlakul Karimah

Fajar di Pesantren: Membangun Disiplin dari Waktu Subuh Pukul 3.30 dinihari, ketika kabut pagi masih menyelimuti kompleks pesantren, sebuah transformasi karakter sedang dimulai. Dentang bedug tahajud yang dipukul santri jaga bergema di antara gedung-gedung asrama, membangunkan ratusan santri dari tidur mereka. Suara gemerisik kasur dan langkah kaki yang bergegas ke kamar mandi mulai terdengar dari … Read more

Kurikulum Terintegrasi: Menggabungkan Pendidikan Agama dan Umum di Pesantren

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Di Indonesia, pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan spiritual dan moral. Pondok Pesantren MADU KH. Ahmad Badjuri dan SMP Islam KH. Ahmad Badjuri menjadi contoh nyata dari integrasi pendidikan agama dan umum. Dengan menerapkan kurikulum terintegrasi yang mengikuti Kurikulum Merdeka, … Read more

Sambutan Kepala SMP Islam KH. Ahmad Badjuri pada Malam Puncak Pesona Munajat 2025

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innal hamdalillah wassholatu wassalamu ‘ala rosulillah syayyidina Muhammad ibni Abdillah wa’ala alihi wahbihi wamawwalah. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan … Read more

Pengimplementasian Gaya Hidup Berkelanjutan Melalui Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Prakarya

Penulis : Dilla Sanggra Dewi,S.Pd

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan gaya hidup berkelanjutan. Pembelajaran Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan.

Gaya hidup berkelanjutan merupakan konsep yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, masih banyak siswa yang belum memahami pentingnya gaya hidup berkelanjutan dan belum memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengimplementasian gaya hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran Prakarya.

Pengimplementasian program gaya hidup berkelanjutan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya hidup berkelanjutan, mengembangkan keterampilan siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup siswa dan masyarakat.

Pengimplementasian ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem zero waste. Zero waste mempunyai pemahaman yang lebih dari sekedar mendaur ulang sampah, mencakup pencegahan dan pengurangan sampah (Davidson G, 2011). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008). Sampah memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu bahan masalah lingkungan yang sangat serius di Indonesia. Berdasarkan data Jenna Jambeck (2018), seorang peneliti sampah dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton. Sampah plastik dapat menyebabkan polusi lingkungan, merusak ekosistem, dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dan mengelola sampah plastik. Seperti diolah dan dibuat kolase yang berguna untuk mengurangi sampah plastik, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, dan mengembangkan kreativitas dalam membuat hiasan bermakna.

Tidak hanya seru, Pengimplementasian program gaya hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran Prakarya dapat menghasilkan beberapa manfaat, seperti:

  • Mengurangi sampah plastik dan mengurangi polusi lingkungan.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
  • Mengembangkan kreativitas dalam membuat hiasan bermakna.
  • Membuat hiasan yang unik dan bermakna.
  • Siswa menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup berkelanjutan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkannya.
  • Siswa memiliki keterampilan dalam membuat produk yang berkelanjutan.
  • Siswa dan masyarakat memiliki kualitas hidup yang lebih baik karena dapat menikmati produk yang berkelanjutan.

Pengimplementasian program hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran prakarya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya hidup berkelanjutan dan mengembangkan keterampilan siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan implementasi program ini di sekolah-sekolah seperti di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri untuk meningkatkan kualitas hidup terkhusus pada siswa dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Membentuk Budaya Anti-Korupsi di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri

Penulis : Himmatus Sholikhah, S.Pd  Korupsi adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Mengatasi korupsi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Salah satu cara efektif untuk membangun generasi bebas korupsi adalah dengan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi sejak dini, khususnya di lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk … Read more

Penerapan Genre- Based Approach (GBA) untuk Meningkatkan Kemampuan Maharoh Kitabah para Siswa dan Siswi di SMP Islam KH. Achmad Badjuri

Penulis: Roisatul Mu’awwanah, M.Pd

Keterampilan Bahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik, khususnya dalam mata Pelajaran Bahasa Arab, meliputi empat keterampilan utama, yaitu keterampilan mendengarkan (Maharoh Istima’), keterampilan membaca (Maharoh Qiro’ah), keterampilan berbicara (Maharoh Kalam), dan keterampilan menulis (Maharoh Kitabah). Dari beberapa keterampilan tersebut, yang termasuk golongan, tahapan paling sulit ada di keterampilan menulis, Dimana kerap kali dijumpai siswa bisa berbicara tapi kesulitan pada penulisan, terampil menulis tapi kurang di pelafalan. Nah, dengan metode Genre- Based Approach ini pendidik berusaha menyelaraskan antara kemampuan qiro’ah, kalam, dan kitabah para peserta didik.

Menurut penuturan Tuan Trong, bahwasanya pendekatan Genre- Based Approach ini menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.[1]Dan menurut Nurul Hidayati dalam jurnalnya, beliau mengatakan bahwa untuk dapat membantu para peserta didik dapat menulis, terutama Bahasa asing dengan baik dan benar, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat karena hanya mengajarkan teori menulis saja tidak cukup.[2] Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Bahasa dan penggunaanya dalam berbagai konteks. Dengan mempelajari genre-genre teks yang berbeda, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam Menyusun teks yang sesuai dengan situasi dan tujuan komunikatif mereka.

Dan dalam pembelajaran Bahasa Arab ini, pendidik menerapkan model GBA dengan Building knowledge of the field (BKOF). Tujuan tahap ini adalah membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan siswa yang berhubungan dengan topik yang akan ditulisnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Peserta didik diberikan teks berkenaan dengan topik yang akan ditulisnya.

  2. Peserta didik membaca teks, kemudian diberi pertanyaan tentang teks itu. Dalam tahap ini guru bisa menilai kemampuan qiro’ah peserta didik.

  3. Peserta didik mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tidak dimengerti.

  4. Memperdengarkan teks monolog untuk meningkatkan keterampilan menyimak

  5. Menggunakan native speaker untuk berbicara mengenai topik yang akan dibahas

  6. Diskusi secara lisan mengenai topik yang sedang dibahas

  7. Mengajukan pertanyaan yang jawabannya ekplisit untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis.

 

Dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam KH.Achmad badjuri ini pendidik sudah menerapkan pendekatan pembelajaran GBA ini. Setelah diterapkan Pendekatan Genre Based Approach,  Peserta didik berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik dan benar penuh percaya diri. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena metode diskusi menjadikan mereka bebas untuk saling memberikan pendapat, Peserta didik dapat menjawab soal dari tingkat faktual hingga meta kognitif atau HOTS.

 

Daftar Rujukan:

Istiqlaliah Nurul Hidayati, Mursidah Rahmah, ‘Implementasi Model Pembelajaran Genre-Based Spproach Dalam Pengajaran Menulis Teks Iklan (Advertisement) Melalui Lesson Study’, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 04.No. 01 (2023), 61–69

Salsabila, Farah, ‘Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Genre’, Www.Kompasiana.Com, 2022 <https://www.kompasiana.com/farahsalsabila2210/63182ba228c4f516fc370973/pembelajaran-bahasa-inggris-berbasis-genre#:~:text=Genre Based Approach (GBA) adalah,membangun pengetahuan dan keterampilan siswa.&text=Tujuan tahap ini adalah membangun,untuk meningka>

Trong, Luu Tuan, Teaching Writing Through Genre-Based Approach, 2010

Pendidikan Jasmani Meningkatkan Kualitas Hidup

Penulis : Ficki Qoirul Idzam S.Pd

Guru bidang pendidikan jasmani SMP Islam KH. Ahmad Badjuri Campurdarat

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kesehatan fisik dan mental individu. Selain untuk meningkatkan kebugaran tubuh, pendidikan jasmani juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Hal ini dapat tercapai karena pendidikan jasmani tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga memperhatikan keseimbangan antara kesehatan mental, emosional, dan sosial. Dengan demikian, pendidikan jasmani dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas.

  • Manfaat Pendidikan Jasmani terhadap Kualitas Hidup
    1. Meningkatkan Kesehatan Fisik

Manfaat utama dari pendidikan jasmani adalah peningkatan kebugaran fisik. Melalui olahraga dan latihan fisik yang teratur, tubuh menjadi lebih sehat, kuat, dan memiliki daya tahan yang lebih baik. Tubuh yang sehat tentu saja akan membantu seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih produktif dan bugar. Menurut Abidin (2015), “Pendidikan jasmani berfungsi tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga untuk mengembangkan sikap mental yang positif serta keterampilan sosial yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.” Kesehatan fisik yang optimal juga dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.

    1. Meningkatkan Kesehatan Mental

Selain meningkatkan kesehatan fisik, pendidikan jasmani juga berperan dalam memperbaiki kesehatan mental. Aktivitas fisik yang dilakukan selama pendidikan jasmani dapat merangsang tubuh untuk melepaskan endorfin, hormon yang berperan dalam meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres. Sebuah penelitian oleh Sulaeman (2019) menyatakan, “Olahraga memiliki efek besar terhadap kesehatan mental, salah satunya adalah penurunan tingkat kecemasan dan stres, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup individu.” Dengan rutin berolahraga, seseorang dapat mengurangi tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan psikologis lainnya. Oleh karena itu, kesehatan mental yang baik akan memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup seseorang.

    1. Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Kerjasama

Melalui pendidikan jasmani, individu juga dapat mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai kegiatan olahraga, seseorang diajarkan untuk bekerja sama dalam tim, menghargai perbedaan, dan memiliki komunikasi yang baik. Keterampilan sosial ini sangat penting untuk menciptakan kualitas hidup yang baik, terutama dalam interaksi sosial di masyarakat. Mulyono (2018) dalam tulisannya menyatakan, “Melalui pendidikan jasmani, individu tidak hanya memperoleh kebugaran tubuh, tetapi juga terlatih untuk memimpin, bekerja dalam tim, dan menjaga keseimbangan emosional.” Aktivitas jasmani dapat mempererat hubungan sosial, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup.

    1. Meningkatkan Produktivitas dan Kreativitas

Kebugaran fisik yang didapat dari pendidikan jasmani juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kreativitas. Tubuh yang bugar dapat meningkatkan energi dan fokus, yang memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih efisien. Dengan adanya kebugaran fisik yang baik, seseorang akan lebih mampu menghadapi tantangan dalam pekerjaan maupun pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kesimpulan

Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Manfaat yang diperoleh tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi juga mencakup aspek mental, emosional, dan sosial. Oleh karena itu, pendidikan jasmani harus dipandang sebagai bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup di berbagai kalangan masyarakat. Penerapan pendidikan jasmani yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membawa dampak yang signifikan dalam menciptakan kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan berkualitas.

Daftar Pustaka

Abidin, H. Y. S. (2015). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mulyono, S. (2018). Peran Pendidikan Jasmani dalam Pembentukan Karakter. Jurnal Pendidikan Jasmani, 22(1), 45-58.

Sulaeman, S. M. (2019). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Mental. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 29(3), 112-119.

yaqin

Membangun Konsep Diri dalam Bimbingan Konseling Islam SMP Islam KH. Ahmad Badjuri

Penulis : Muhammad ‘Ainul Yaqin Sadzali

Konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang, menilai, dan memahami dirinya sendiri. Dalam Islam, membangun konsep diri yang positif sangat penting karena berkaitan erat dengan keimanan, akhlak, dan hubungan dengan Allah serta sesama manusia. Bimbingan konseling Islam memiliki peran strategis dalam membantu individu membangun konsep diri yang sehat dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  • Pengertian Konsep Diri dalam Islam

Konsep diri dalam perspektif Islam mencakup pandangan seseorang terhadap dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki tugas utama sebagai hamba (‘abd) dan khalifah (khalifah). Hal ini tercermin dalam firman Allah:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Sebagai hamba Allah, manusia harus memahami identitasnya sebagai makhluk yang bertanggung jawab kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Sebagai khalifah, manusia diberi amanah untuk memakmurkan bumi dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam.

  • Prinsip Membangun Konsep Diri dalam Islam
    1. Menyadari Potensi Diri

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan dengan potensi luar biasa:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

Potensi ini meliputi kemampuan berpikir, berperasaan, dan berbuat baik. Dalam bimbingan konseling Islam, konselor perlu membantu klien menyadari potensi ini untuk mengembangkan konsep diri positif.

    1. Menerima Kelebihan dan Kekurangan

Konsep diri yang sehat juga mencakup penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan diri. Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

“Setiap anak Adam itu berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia tidak sempurna, namun dengan menerima kekurangan dan memperbaikinya, seseorang dapat membangun konsep diri yang lebih baik.

    1. Mengaitkan Diri dengan Allah (Tawakal)

Tawakal kepada Allah adalah landasan utama dalam membangun konsep diri. Firman Allah:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Talaq: 3)

Konseling Islam mengarahkan individu untuk menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan, sehingga konsep diri seseorang tidak mudah goyah oleh situasi eksternal.

  • Peran Konselor Islam dalam Membantu Klien
    1. Memberikan Pemahaman Aqidah

Konselor perlu membantu klien memahami hakikat dirinya sebagai hamba Allah, sehingga klien dapat menilai dirinya berdasarkan standar yang benar.

    1. Meningkatkan Kepercayaan Diri melalui Doa dan Ibadah

Konselor dapat mendorong klien untuk memperbaiki hubungan dengan Allah melalui ibadah, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.

    1. Memberikan Motivasi dengan Kisah Nabi dan Sahabat

Kisah para nabi dan sahabat memberikan teladan bagaimana menghadapi tantangan hidup tanpa kehilangan konsep diri yang positif.

Referensi :

  1. Al-Qur’anul Karim
  2. Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW
  3. Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama
  4. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikologi Islami: Paradigma Baru Psikologi Modern