Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Pengimplementasian Gaya Hidup Berkelanjutan Melalui Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Prakarya

Penulis : Dilla Sanggra Dewi,S.Pd

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan gaya hidup berkelanjutan. Pembelajaran Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan.

Gaya hidup berkelanjutan merupakan konsep yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, masih banyak siswa yang belum memahami pentingnya gaya hidup berkelanjutan dan belum memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengimplementasian gaya hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran Prakarya.

Pengimplementasian program gaya hidup berkelanjutan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya hidup berkelanjutan, mengembangkan keterampilan siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup siswa dan masyarakat.

Pengimplementasian ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem zero waste. Zero waste mempunyai pemahaman yang lebih dari sekedar mendaur ulang sampah, mencakup pencegahan dan pengurangan sampah (Davidson G, 2011). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008). Sampah memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu bahan masalah lingkungan yang sangat serius di Indonesia. Berdasarkan data Jenna Jambeck (2018), seorang peneliti sampah dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton. Sampah plastik dapat menyebabkan polusi lingkungan, merusak ekosistem, dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dan mengelola sampah plastik. Seperti diolah dan dibuat kolase yang berguna untuk mengurangi sampah plastik, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, dan mengembangkan kreativitas dalam membuat hiasan bermakna.

Tidak hanya seru, Pengimplementasian program gaya hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran Prakarya dapat menghasilkan beberapa manfaat, seperti:

  • Mengurangi sampah plastik dan mengurangi polusi lingkungan.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
  • Mengembangkan kreativitas dalam membuat hiasan bermakna.
  • Membuat hiasan yang unik dan bermakna.
  • Siswa menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup berkelanjutan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkannya.
  • Siswa memiliki keterampilan dalam membuat produk yang berkelanjutan.
  • Siswa dan masyarakat memiliki kualitas hidup yang lebih baik karena dapat menikmati produk yang berkelanjutan.

Pengimplementasian program hidup berkelanjutan melalui kreativitas siswa pada pembelajaran prakarya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya hidup berkelanjutan dan mengembangkan keterampilan siswa dalam membuat produk yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan implementasi program ini di sekolah-sekolah seperti di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri untuk meningkatkan kualitas hidup terkhusus pada siswa dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Membentuk Budaya Anti-Korupsi di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri

Penulis : Himmatus Sholikhah, S.Pd  Korupsi adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Mengatasi korupsi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Salah satu cara efektif untuk membangun generasi bebas korupsi adalah dengan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi sejak dini, khususnya di lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk … Read more

Adab Berbakti kepada Orang Tua dan Guru dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islam

Penulis : Muhammad ‘Ainul Yaqin Sadzali

Dalam Islam, berbakti kepada orang tua dan guru adalah kewajiban yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Keduanya berperan besar dalam kehidupan manusia—orang tua sebagai perantara kehidupan dan pendidik pertama, sedangkan guru sebagai pembimbing ilmu dan akhlak. Oleh karena itu, Islam mengajarkan adab-adab tertentu dalam menghormati dan berbakti kepada mereka.

Dalam konteks bimbingan konseling Islam, penanaman nilai-nilai ini bertujuan membentuk karakter mulia yang akan membawa keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Artikel ini akan mengulas adab berbakti kepada orang tua dan guru berdasarkan dalil Al-Qur’an, hadis, serta kajian ilmiah.

  1. Adab Berbakti kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua disebut dengan birrul walidain, yang memiliki arti berbuat baik, menghormati, dan mentaati mereka selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

    • Menghormati dan Menaati Orang Tua

Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

Hadis Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya berbakti kepada orang tua:

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah bergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi, no. 1899)

    • Berbicara dengan Lembut dan Tidak Membentak

Seorang anak wajib menjaga tutur kata kepada orang tua. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’: 23)

    • Membantu dan Mendoakan Orang Tua

Islam juga menganjurkan seorang anak untuk selalu mendoakan kedua orang tuanya, sebagaimana dalam doa berikut:

وَاخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحۡمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِىۡ صَغِيۡرًا

“Ya Tuhanku! Kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’: 24)

2. Adab Berbakti kepada Guru

Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu dan membimbing akhlak. Dalam Islam, menghormati guru merupakan bagian dari menuntut ilmu yang benar.

    • Menghormati dan Mentaati Guru

Imam Asy-Syafi’i berkata:

“Aku membuka lembaran kitab di hadapan guruku dengan pelan-pelan agar beliau tidak terganggu dengan suara lembaran tersebut.”

Dari sini kita belajar bahwa menghormati guru termasuk bagian dari akhlak penuntut ilmu.

    • Bersikap Sopan dan Rendah Hati

Rasulullah SAW bersabda:

ليس منَّا مَنْ لم يرحمْ صغيرَنا، وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، ويَعْرِفْ لعالِمِنا حقَّهُ

“Bukan termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak ulama.” (HR. Ahmad, no. 22506)

Sikap rendah hati terhadap guru mencerminkan penghormatan kepada ilmu yang mereka ajarkan.

    • Tidak Menyela dan Mendebat Guru dengan Kasar

Seorang murid hendaknya mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan tidak menyela pembicaraannya, sebagaimana para sahabat yang sangat menghormati Rasulullah SAW saat beliau berbicara.

    • Mendoakan Kebaikan untuk Guru

Mendoakan guru adalah bentuk penghormatan yang tulus. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang mengajarkan suatu ilmu, maka dia akan mendapatkan pahala dari orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikit pun.” (HR. Ibnu Majah, no. 240)

3. Relevansi dalam Bimbingan Konseling Islam

Dalam bimbingan konseling Islam, nilai-nilai birrul walidain dan penghormatan kepada guru diajarkan sebagai bagian dari pembentukan akhlak dan karakter. Konselor Islam memiliki peran dalam:

    • Memberikan edukasi tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan guru.

    • Menanamkan kesadaran bahwa keberkahan ilmu dan kehidupan berasal dari sikap hormat kepada mereka.

    • Mendampingi individu dalam menghadapi konflik dengan orang tua atau guru dengan cara yang islami.

Referensi

Al-Qur’an Surat Luqman: 14, Al-Isra’: 23-24

Hadis Riwayat Tirmidzi no. 1899, Ahmad no. 22506, Ibnu Majah no. 240

Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, Darul Hadits, 2013

Jurnal Konseling Islam: “Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam” (Jurnal Studi Islam, 2020)

Penerapan Genre- Based Approach (GBA) untuk Meningkatkan Kemampuan Maharoh Kitabah para Siswa dan Siswi di SMP Islam KH. Achmad Badjuri

Penulis: Roisatul Mu’awwanah, M.Pd

Keterampilan Bahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik, khususnya dalam mata Pelajaran Bahasa Arab, meliputi empat keterampilan utama, yaitu keterampilan mendengarkan (Maharoh Istima’), keterampilan membaca (Maharoh Qiro’ah), keterampilan berbicara (Maharoh Kalam), dan keterampilan menulis (Maharoh Kitabah). Dari beberapa keterampilan tersebut, yang termasuk golongan, tahapan paling sulit ada di keterampilan menulis, Dimana kerap kali dijumpai siswa bisa berbicara tapi kesulitan pada penulisan, terampil menulis tapi kurang di pelafalan. Nah, dengan metode Genre- Based Approach ini pendidik berusaha menyelaraskan antara kemampuan qiro’ah, kalam, dan kitabah para peserta didik.

Menurut penuturan Tuan Trong, bahwasanya pendekatan Genre- Based Approach ini menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.[1]Dan menurut Nurul Hidayati dalam jurnalnya, beliau mengatakan bahwa untuk dapat membantu para peserta didik dapat menulis, terutama Bahasa asing dengan baik dan benar, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat karena hanya mengajarkan teori menulis saja tidak cukup.[2] Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Bahasa dan penggunaanya dalam berbagai konteks. Dengan mempelajari genre-genre teks yang berbeda, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam Menyusun teks yang sesuai dengan situasi dan tujuan komunikatif mereka.

Dan dalam pembelajaran Bahasa Arab ini, pendidik menerapkan model GBA dengan Building knowledge of the field (BKOF). Tujuan tahap ini adalah membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan siswa yang berhubungan dengan topik yang akan ditulisnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Peserta didik diberikan teks berkenaan dengan topik yang akan ditulisnya.

  2. Peserta didik membaca teks, kemudian diberi pertanyaan tentang teks itu. Dalam tahap ini guru bisa menilai kemampuan qiro’ah peserta didik.

  3. Peserta didik mengidentifikasi kata atau ungkapan yang tidak dimengerti.

  4. Memperdengarkan teks monolog untuk meningkatkan keterampilan menyimak

  5. Menggunakan native speaker untuk berbicara mengenai topik yang akan dibahas

  6. Diskusi secara lisan mengenai topik yang sedang dibahas

  7. Mengajukan pertanyaan yang jawabannya ekplisit untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis.

 

Dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam KH.Achmad badjuri ini pendidik sudah menerapkan pendekatan pembelajaran GBA ini. Setelah diterapkan Pendekatan Genre Based Approach,  Peserta didik berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik dan benar penuh percaya diri. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena metode diskusi menjadikan mereka bebas untuk saling memberikan pendapat, Peserta didik dapat menjawab soal dari tingkat faktual hingga meta kognitif atau HOTS.

 

Daftar Rujukan:

Istiqlaliah Nurul Hidayati, Mursidah Rahmah, ‘Implementasi Model Pembelajaran Genre-Based Spproach Dalam Pengajaran Menulis Teks Iklan (Advertisement) Melalui Lesson Study’, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 04.No. 01 (2023), 61–69

Salsabila, Farah, ‘Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Genre’, Www.Kompasiana.Com, 2022 <https://www.kompasiana.com/farahsalsabila2210/63182ba228c4f516fc370973/pembelajaran-bahasa-inggris-berbasis-genre#:~:text=Genre Based Approach (GBA) adalah,membangun pengetahuan dan keterampilan siswa.&text=Tujuan tahap ini adalah membangun,untuk meningka>

Trong, Luu Tuan, Teaching Writing Through Genre-Based Approach, 2010

Pendidikan Jasmani Meningkatkan Kualitas Hidup

Penulis : Ficki Qoirul Idzam S.Pd

Guru bidang pendidikan jasmani SMP Islam KH. Ahmad Badjuri Campurdarat

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kesehatan fisik dan mental individu. Selain untuk meningkatkan kebugaran tubuh, pendidikan jasmani juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Hal ini dapat tercapai karena pendidikan jasmani tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga memperhatikan keseimbangan antara kesehatan mental, emosional, dan sosial. Dengan demikian, pendidikan jasmani dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas.

  • Manfaat Pendidikan Jasmani terhadap Kualitas Hidup
    1. Meningkatkan Kesehatan Fisik

Manfaat utama dari pendidikan jasmani adalah peningkatan kebugaran fisik. Melalui olahraga dan latihan fisik yang teratur, tubuh menjadi lebih sehat, kuat, dan memiliki daya tahan yang lebih baik. Tubuh yang sehat tentu saja akan membantu seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih produktif dan bugar. Menurut Abidin (2015), “Pendidikan jasmani berfungsi tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga untuk mengembangkan sikap mental yang positif serta keterampilan sosial yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.” Kesehatan fisik yang optimal juga dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.

    1. Meningkatkan Kesehatan Mental

Selain meningkatkan kesehatan fisik, pendidikan jasmani juga berperan dalam memperbaiki kesehatan mental. Aktivitas fisik yang dilakukan selama pendidikan jasmani dapat merangsang tubuh untuk melepaskan endorfin, hormon yang berperan dalam meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres. Sebuah penelitian oleh Sulaeman (2019) menyatakan, “Olahraga memiliki efek besar terhadap kesehatan mental, salah satunya adalah penurunan tingkat kecemasan dan stres, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup individu.” Dengan rutin berolahraga, seseorang dapat mengurangi tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan psikologis lainnya. Oleh karena itu, kesehatan mental yang baik akan memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup seseorang.

    1. Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Kerjasama

Melalui pendidikan jasmani, individu juga dapat mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai kegiatan olahraga, seseorang diajarkan untuk bekerja sama dalam tim, menghargai perbedaan, dan memiliki komunikasi yang baik. Keterampilan sosial ini sangat penting untuk menciptakan kualitas hidup yang baik, terutama dalam interaksi sosial di masyarakat. Mulyono (2018) dalam tulisannya menyatakan, “Melalui pendidikan jasmani, individu tidak hanya memperoleh kebugaran tubuh, tetapi juga terlatih untuk memimpin, bekerja dalam tim, dan menjaga keseimbangan emosional.” Aktivitas jasmani dapat mempererat hubungan sosial, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup.

    1. Meningkatkan Produktivitas dan Kreativitas

Kebugaran fisik yang didapat dari pendidikan jasmani juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kreativitas. Tubuh yang bugar dapat meningkatkan energi dan fokus, yang memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih efisien. Dengan adanya kebugaran fisik yang baik, seseorang akan lebih mampu menghadapi tantangan dalam pekerjaan maupun pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kesimpulan

Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Manfaat yang diperoleh tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi juga mencakup aspek mental, emosional, dan sosial. Oleh karena itu, pendidikan jasmani harus dipandang sebagai bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup di berbagai kalangan masyarakat. Penerapan pendidikan jasmani yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membawa dampak yang signifikan dalam menciptakan kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan berkualitas.

Daftar Pustaka

Abidin, H. Y. S. (2015). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mulyono, S. (2018). Peran Pendidikan Jasmani dalam Pembentukan Karakter. Jurnal Pendidikan Jasmani, 22(1), 45-58.

Sulaeman, S. M. (2019). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Mental. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 29(3), 112-119.

Menyelami Krisis Mental Health di Kalangan Siswa SMP: Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Penulis : Shafa Rahmadiena Maulany, S.Pd.

Guru Konseling SMP Islam KH. Ahmad Badjuri Campurdarat

Mental health atau kesehatan mental adalah elemen yang sangat penting dalam kehidupan siswa, terutama selama masa SMP. Pada periode ini, mereka berada dalam fase transisi dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai dengan berbagai perubahan fisik, sosial, dan emosional yang signifikan. Sayangnya, transisi tersebut sampai saat ini masih kerap menimbulkan permasalahan mental health di kalangan siswa SMP. Padahal ditinjau dari aspek Bimbingan dan Konseling, siswa SMP seharusnya mampu mencapai Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) terkait aspek kematangan emosi. Dalam hal tersebut, mereka harus mampu mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar, memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan orang lain, serta mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual (Kemendikbud, 2016).

Prevalensi masalah mental health dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada remaja usia 10–17 tahun di Indonesia, dimana ditemukan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah mental health, sementara 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja (Gloriabarus, 2022). Selain itu, secara spesifik banyak berita yang telah kita baca atau dengar, salah satunya adanya upaya percobaan bunuh diri siswa SMP yang nekat lompat dari lantai 3 gedung kelas 7, bahkan hingga mengakhiri hidup di rel kereta api (Adri, 2024; Muda, 2024). Temuan tersebut menunjukkan bahwa krisis mental health telah menjadi masalah serius.

Adapun gelaja masalah mental health menurut Rompegading, dkk (2023) di antaranya ditandai dengan: 1) perubahan mood yang ekstrem, 2) kesulitan tidur, 3) kehilangan minat pada aktivitas, maupun 4) kesulitan konsentrasi. Krisis mental health dapat terjadi akibat berbagai faktor, di antaranya adanya tekanan akademis yang berlebihan, isolasi sosial, pelecehan oleh teman sebaya, stigma terhadap bantuan psikologis, cyberbullying, serta pengaruh lingkungan keluarga. Kompleksitas dari penyebab-penyebab tersebut menjadikan upaya penanganan krisis mental health di kalangan siswa SMP sangat penting (Mokodenseho, dkk, 2023).yaqin

Mokodenseho, dkk (2023) menuturkan bahwa dampak yang terjadi dari krisis mental health, di antaranya siswa menjadi lebih rentan mengalami kecemasan dan kehilangan percaya diri akibat berita atau kejadian bunuh diri yang mereka dengar atau saksikan. Selain iu, stigma negatif terhadap mental health semakin meningkat, membuat siswa yang sebenarnya membutuhkan bantuan menjadi enggan mencarinya. Di samping itu, risiko efek tiru (copycat effect) juga dapat memicu lonjakan kasus tersebut.

Tingginya krisis mental menuntut adanya intervensi yang terarah untuk mengatasi tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi oleh siswa SMP. Salah satu faktor signifikan yang teridentifikasi adalah tekanan akademis, yang menunjukkan perlunya menciptakan keseimbangan antara ekspektasi akademis dan kesejahteraan siswa. Selain itu, juga menyoroti peran vital sistem pendidikan dalam mempromosikan kesejahteraan emosional, dengan rekomendasi untuk pelatihan guru, peningkatan layanan konseling di sekolah, dan integrasi pendidikan mental health ke dalam kurikulum (Karisma, dkk, 2023).

Karisma, dkk (2023) juga menuturkan bahwa dalam dinamika lingkungan sosial, ditekankan pentingnya penerapan strategi yang terfokus pada kolaborasi dengan keluarga dan masyarakat, serta evaluasi dan pemantauan yang berkelanjutan, guna mempertahankan dan meningkatkan sistem dukungan bagi siswa. Dengan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut, sistem pendidikan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, mendorong kesejahteraan emosional, dan mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan.

 

Daftar Rujukan

Adri, Aguido. (2024). Siswa SMP Bunuh Diri di Cikarang, Tambah Daftar Kasus Serupa pada Anak. [28 Agustus 2024]. Dari: https://www.kompas.id/baca/metro/2024/08/28/siswi-smp-bunuh-diri-di-rel-kereta-api-tambah-daftar-kasus-bunuh-diri-pada-anak.

Gloriabarus. (2022). Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki MAsalah Kesehatan Mental. Berita Universitas Gadjah Mada. [24 Oktober 2022]. Dari: https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/.

Karisma, N., Rofiah, A., Afifah, S. N., & Manik, Y. M. (2023). Kesehatan Mental Remaja dan Tren Bunuh Diri: Peran Masyarakat Mengatasi Kasus Bullying di Indonesia. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan3(03), 560-567.

Kemendikbud. (2016). Panduan Operasional Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Dari: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/wp-content/uploads/2017/03/2-panduan-bk-smp-2016ditjen-gtk-revisi-final.pdf.

Mokodenseho, S., Maku, F. H. M., Pobela, S., & Panu, F. (2023). Menangani Krisis Mental di Kalangan Pelajar: Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Emosional dalam Sistem Pendidikan. Jurnal Pendidikan West Science1(06), 335-342.

Muda, Harris. (2024). Siswa SMP di Jaksel Nekat Lompat dari Lantai 3, Psikolog: Jangan Anggap Sepele Kesehatan Mental Remaja. [24 Mei 2024]. Dari: https://www.inilah.com/siswa-smp-di-jaksel-nekat-lompat-dari-lantai-3-psikolog-jangan-anggap-sepele-kesehatan-mental-remaja.

Rompegading, A. B., Irfandi, R., Agustina, C., Ramadhani, D., & Rahmat, M. F. (2023). Faktor Munculnya Gejala Stres pada Mahasiswa secara Global Akibat Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains6(1), 280-299.

yaqin

Membangun Konsep Diri dalam Bimbingan Konseling Islam SMP Islam KH. Ahmad Badjuri

Penulis : Muhammad ‘Ainul Yaqin Sadzali

Konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang, menilai, dan memahami dirinya sendiri. Dalam Islam, membangun konsep diri yang positif sangat penting karena berkaitan erat dengan keimanan, akhlak, dan hubungan dengan Allah serta sesama manusia. Bimbingan konseling Islam memiliki peran strategis dalam membantu individu membangun konsep diri yang sehat dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  • Pengertian Konsep Diri dalam Islam

Konsep diri dalam perspektif Islam mencakup pandangan seseorang terhadap dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki tugas utama sebagai hamba (‘abd) dan khalifah (khalifah). Hal ini tercermin dalam firman Allah:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Sebagai hamba Allah, manusia harus memahami identitasnya sebagai makhluk yang bertanggung jawab kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Sebagai khalifah, manusia diberi amanah untuk memakmurkan bumi dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam.

  • Prinsip Membangun Konsep Diri dalam Islam
    1. Menyadari Potensi Diri

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan dengan potensi luar biasa:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

Potensi ini meliputi kemampuan berpikir, berperasaan, dan berbuat baik. Dalam bimbingan konseling Islam, konselor perlu membantu klien menyadari potensi ini untuk mengembangkan konsep diri positif.

    1. Menerima Kelebihan dan Kekurangan

Konsep diri yang sehat juga mencakup penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan diri. Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

“Setiap anak Adam itu berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia tidak sempurna, namun dengan menerima kekurangan dan memperbaikinya, seseorang dapat membangun konsep diri yang lebih baik.

    1. Mengaitkan Diri dengan Allah (Tawakal)

Tawakal kepada Allah adalah landasan utama dalam membangun konsep diri. Firman Allah:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Talaq: 3)

Konseling Islam mengarahkan individu untuk menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan, sehingga konsep diri seseorang tidak mudah goyah oleh situasi eksternal.

  • Peran Konselor Islam dalam Membantu Klien
    1. Memberikan Pemahaman Aqidah

Konselor perlu membantu klien memahami hakikat dirinya sebagai hamba Allah, sehingga klien dapat menilai dirinya berdasarkan standar yang benar.

    1. Meningkatkan Kepercayaan Diri melalui Doa dan Ibadah

Konselor dapat mendorong klien untuk memperbaiki hubungan dengan Allah melalui ibadah, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.

    1. Memberikan Motivasi dengan Kisah Nabi dan Sahabat

Kisah para nabi dan sahabat memberikan teladan bagaimana menghadapi tantangan hidup tanpa kehilangan konsep diri yang positif.

Referensi :

  1. Al-Qur’anul Karim
  2. Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW
  3. Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama
  4. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikologi Islami: Paradigma Baru Psikologi Modern

DEEP LEARNING: 3 Pilar Pada Kurikulum Deep Learning Telah Coba Diterapkan Pada Pembelajaran IPA SMP Islam KH. Ahmad Badjuri

Penulis : Nindy Silvia Melyasari, M.Pd

Sesuai dengan Raker antara Kemendikdasmen dengan Komisi X DPR RI pada akhir tahun 2024, peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus akan dikaji dan disempurnakan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti beberapa kali menyinggung terkait pendekatan Deep Learning. Hal ini menimbulkan banyak kemungkinan yakni akan bergantinya Kurikulum Merdeka Belajar menjadi Kurikulum Deep Learning. Sebenarnya, apakah Deep Learning itu?

Menurut Davis dalam Hariyanti (2024), Deep Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki akar pada teori belajar mendalam yang bertujuan untuk mendorong pemahaman konseptual, analisis kritis dan penerapan praktis. Pendekatan ini memiliki tujuan agar siswa memahami inti dari sebuah konsep dan mampu menghubungkannya dengan konteks yang dipelajari. Deep learning mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan teknologi modern dan mendorong inovasi serta kreativitas.

SMP Islam KH. Ahmad Badjuri coba menerapkan 3 pilar dalam Kurikulum Deep Learning yang mencakup mindful learning, meaningful learning, dan joyfull learning pada pembelajaran IPA. Ketiga pilar ini dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan, aktif, dan relevan dengan materi yang dipelajari.

  • Mindful learning

Metode pembelajaran tradisional yang umumnya menekankan repetisi, hafalan dan hasil akhir dapat disempurnakan dengan penerapan mindful learning (Oppenheimer, dkk, 2014). Mindful learning membantu siswa memahami proses belajar secara sadar penuh dan memahami kebermaknaan dari belajar tersebut. Konsep mindful learning diperkenalkan oleh Ellen J. Langer yakni belajar hendaknya memberikan kebebasan kepada siswa untuk bereksplorasi. Mindful learning membantu siswa menghadapi kecemasan belajar karena metode ini membiasakan siswa untuk terbuka terhadap berbagai pandangan yang berbeda.

SMP Islam KH. Ahmad Badjuri mencoba menerapkan metode mindful learning salah satunya pada pembelajaran IPA dimana siswa diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi dalam sebuah praktikum, menemukan jawaban sendiri terkait rumusan masalah yang dihadapi, dan mendorong siswa untuk merefleksikan materi pembelajaran.

  • Meaningful learning

Pada meaningful learning, siswa dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman atau informasi yang didapat sebelumnya. Berbeda dengan metode hafalan, meaningful learning lebih menekankan pada pemahaman konsep dimana siswa dapat menerapkannya pada kehidupan nyata secara mandiri. Pembelajaran IPA pada SMP Islam KH. Ahmad Badjuri mencoba menerapkan meaningful learning pada materi perubahan wujud zat dimana siswa melakukan praktikum langsung tentang proses pembuatan es krim (perubahan wujud zat cair menjadi padat), praktikum kristalisasi pada kapur barus, praktikum perkecambahan, dan lain sebagainya. Pembelajaran yang bermakna tersebut diharapkan meningkatkan kemampuan analisis siswa karena informasi yang dipelajari akan lebih mudah diingat dan dipahami.

  • Joyfull learning

Pembelajaran yang menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan dapat dilakukan dengan menggunakan games atau permainan, seni ataupun diskusi interaktif yang sering digunakan untuk memotivasi siswa agar terlibat secara emosional (Hariyati, 2024). Proses pengalaman belajar yang menyenangkan ini telah diterapkan di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri salah satunya penerapan games ular tangga IPA, game wordwall, dan quiziz. Pembelajaran yang menyenangkan dapat menciptakan ikatan kuat antara guru dan siswa karena pelaksanaanya tanpa ada perasaan terpaksa dan tertekan (Caesarani, dkk, 2022). Menurut beberapa guru SMP Islam KH. Ahmad Badjuri, siswa lebih menyukai pembelajaran yang diselingi dengan permainan karena dapat menghidupkan suasana belajar dan memperkecil rasa boring dan burnout.

Kesimpulan

Kurikulum deep learning yang coba diperkenalkan baru-baru ini sebenarnya merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna. Deep learning telah ada sejak lampau, namun seiring berkembangnya waktu, pendekatan ini disesuaikan dengan situasi belajar anak diberbagai daerah di seluruh penjuru dunia. Kurikulum deep learning membantu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan teknologi modern, pemecahan masalah di dunia nyata, mendorong inovasi serta kesadaran etis untuk belajar. Tiga pilar kurikulum deep learning yakni mindful learning, meaningful learning, dan joyfull learning dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan, aktif dan relevan.

References 

Caesarani, Sarah., dkk. (2022). Pendampingan dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Joyfull Learning Method di SDN Siring. Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah, Vol. 2, No. 2, hal. 152-157.

Hariyanti, Mustiko. (2024). Deep Learning pada Pembelajaran “Engkong Banjit”. Jurnal Sinergitas Aksi Inovasu Budaya Menulis Inspiratif, Vol. II No.2 Tahun 2024, 91-101.

Kapan Mulai di Syariatkan Adzan ?

Kapan Mulai di Syariatkan Adzan ?

Penulis : M. Ja’far Muhtar, S.Pd., M.Ag. 

Guru SMP Islam KH. Ahmad Badjuri Campurdarat.

Kaum muslimin sepakat bahwa adzan adalah sesuatu yang masyru‘ atau disyari’atkan. Kumandang adzan sudah berlaku sejak masa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saat ini. Kapan adzan mulai disyari’atkan?

Adzan disyari’atkan di Madinah pada tahun pertama Hijriyah. Inilah pendapat yang lebih kuat. Di antara dalil yang mendukung pendapat ini adalah hadits Ibnu ‘Umar, di mana beliau berkata,

كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلاَةَ ، لَيْسَ يُنَادَى لَهَا ، فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى . وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ . فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ »

“Kaum muslimin dahulu ketika datang di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkira-kira waktu sholat, tanpa ada yang menyerunya, lalu mereka berbincang-bincang pada satu hari tentang hal itu. Sebagian mereka berkata, gunakan saja lonceng seperti lonceng yang digunakan oleh Nashrani. Sebagian mereka menyatakan, gunakan saja terompet seperti terompet yang digunakan kaum Yahudi. Lalu ‘Umar berkata, “Bukankah lebih baik dengan mengumandangkan suara untuk memanggil orang shalat.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Bilal bangunlah dan kumandangkanlah adzan untuk shalat.”  (HR. Bukhari no. 604 dan Muslim no. 377).

Nah, inilah dalil yang menunjukkan kapan dimulai disyari’atkannya adzan, yaitu pada awal-awal hijrah saat di Madinah. Sampai-sampai Yahudi ketika mendengar kumandang adzan tersebut, mereka berkata, “Wahai Muhammad, engkau sudah membuat hal yang baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.” Lantas kala itu turunlah firman Allah,

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ

“Dan apabila kaum menyeru (mereka) untuk mengejarkan shalat (QS. Al Maidah : 58)”

Dapat pula diperhatikan pada firman Allah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ

Referensi:

  1. Fathul Bari bi Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al Asqolani, terbitan Dar Thiybah, cetakan keempat tahun 1432 H.
  2. Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayyid Salim, terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah.
yaqin

Keutamaan Ilmu: Motivasi Belajar dari Al-Qur’an dan Hadits

Penulis : Prima Rahmatika Ahmad, M.Ag

Guru SMP Islam KH.Ahmad Badjuri Campurdarat Tulungagung

Ilmu pengetahuan telah menjadi fondasi peradaban manusia. Sejak zaman dahulu, manusia terus berupaya untuk memahami alam semesta dan dirinya sendiri. Dalam Islam, penuntut ilmu dianjurkan dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi. Al-Qur’an dan Hadits, sebagai sumber ajaran Islam, memuat banyak sekali ayat dan hadits yang menekankan pentingnya menuntut ilmu.

Menurut Quraish Shihab kata ilmu dalam Al-Qur’an memiliki berbagai bentuk dan terdapat 854 kali disebutkan. Kata ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan. Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Pengetahuan yang tidak jelas dari segi ontologi, epistemologi maupun aksiologi di dalam Islam tidak dianggap sebagai ilmu walaupun orang menyebutnya ilmu juga.

Dalam Islam, ilmu bukan hanya sekadar pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal. Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati, petunjuk menuju kebenaran, dan bekal untuk menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Ilmu juga diartikan sebagai pemahaman yang mendalam tentang agama, alam semesta, dan diri sendiri. Dengan kata lain, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu-pintu rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.

Sumber utama dari ilmu pengetahuan dalam Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada salah seorang hamba pilihan yang disebut Rasul atau nabi. Al-Qur’an di samping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat ubudiyah dan akhlakiyah atau moral, Al-Qur’an juga mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomi manusia untuk mengolah dan menyelidiki alam semesta atau untuk mengerti gejala-gejala dan hakikat hidup yang dihadapinya dari masa ke masa.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang berbicara tentang keutamaan ilmu. Salah satu ayat yang terkenal adalah surat Al-Mujadalah ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Bunyi ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang- orang yang menuntut ilmu, beberapa kali lebih tinggi dari orang orang yang tidak menuntut ilmu. Keterangan ini menjadi tanda bahwa ilmu yang membuat manusia lebih mulia, tidak melalui harta atau nasabnya. Selain itu, dalam surat Az-Zumar ayat 9, Allah SWT berfirman:

“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”  

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu adalah orang yang mampu berpikir secara rasional dan mengambil pelajaran dari segala sesuatu.

Nabi Muhammad SAW juga sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu. Beliau bersabda:

قال النبي صلى الله عليه وسلم : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا يَسَّرَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى اْلجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Dalil tersebut menjadi bukti bahwa umat Islam wajib menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa orang yang pergi untuk menuntut ilmu maka akan diangkat derajatnya, dan Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan untuknya jalan masuk surga. Selain itu, Nabi SAW juga bersabda:

طَلَبُ اْلعِلْمِ  فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ  مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Berkata Al Habib Abdullah Al Haddad: “Bagian yang wajib dari ilmu atas tiap-tiap muslim tidaklah banyak, hampir tidak menemukan kesulitan bagi penuntut ilmu mencarinya karena mudahnya. Dan karena Allah SWT akan membantunya atas yang demikian itu, dan memudahkannya apabila niatnya benar-benar karena Allah SWT, dan baginya dalam menuntut ilmu tersebut pahala yang besar”.

Hadits ini menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.

Berikut ini merupakan keutamaan menuntut ilmu yang dikutip dari beberapa hadist Nabi Muhammad SAW:

  1. Dimudahkan Jalan ke Surga

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

  1. Ditinggikan Derajatnya

Hadis mencari ilmu lain juga menunjukan tingginya derajat  orang berilmu apabila dibandingkan dengan manusia lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ

Dari Ibnu Abbas, ketika menafsirkan ayat: (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Ibnu Abbas berkata: maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. (HR. Darimi)

  1. Dicintai oleh Nabi Muhammad SAW

Rasulullah mendoakan para pencari ilmu:

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ

Dari Zaid bin Tsabit mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” )HR. Abu Daud).

  1. Orang yang Paling Utama

 عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

  1. Dimintakan Ampun Seisi Bumi dan Langit

Keutamaan lain orang berilmu yakni:

قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِ

Dari Abu Ad Darda` ia mengatakan bahwa “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.” )Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

  1. Bahagia Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan”.

Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW memberikan motivasi yang sangat kuat untuk terus belajar. Dengan memahami keutamaan ilmu, kita akan terdorong untuk selalu haus akan pengetahuan. Kisah para sahabat Nabi SAW, seperti Umar bin Khattab dan Abu Bakar ash-Shiddiq, juga menjadi inspirasi bagi kita untuk terus menuntut ilmu. Mereka adalah contoh nyata dari orang-orang yang sangat mencintai ilmu dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya.

Nilai-nilai keutamaan ilmu dapat kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:

  • Pendidikan: Dengan menuntut ilmu, kita dapat meningkatkan kualitas diri dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.
  • Pekerjaan: Ilmu yang kita miliki akan membuat kita lebih kompeten dalam menjalankan pekerjaan.
  • Sosial: Ilmu memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif dan membangun hubungan yang harmonis.

Penutup

Pengetahuan adalah kunci dan pusat semua kebaikan. Ilmu pengetahuan merupakan sarana bagi kita untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah berikan kepada kita. Tanpa ilmu, iman dan amal seseorang dianggap belum lengkap. Jika manusia berilmu maka Allah akan disembah. Dengan ilmu, hak-hak Allah pasti terpenuhi dan  Islam akan tersebar.

Manusia membutuhkan pengetahuan lebih dari kebutuhannya terhadap makanan dan minuman. Karena kelangsungan agama dan urusan dunia didasarkan pada ilmu pengetahuan. Imam Ahmad menambahkan bahwa manusia lebih membutuhkan ilmu pengetahuan daripada makanan dan minuman.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan semakin penting. Dengan menuntut ilmu, kita tidak hanya akan sukses di dunia, tetapi juga akan meraih kebahagiaan di akhirat. Mari kita jadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup kita dalam menuntut ilmu.

Jangan pernah berhenti belajar. Ilmu adalah lautan yang luas, dan kita hanya mengambil secuil darinya. Teruslah berusaha untuk menambah pengetahuan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah, bahwa ilmu adalah warisan yang paling berharga yang dapat kita berikan kepada generasi mendatang.

×