Penulis : Himmatus Sholikhah, S.Pd
Korupsi adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Mengatasi korupsi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Salah satu cara efektif untuk membangun generasi bebas korupsi adalah dengan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi sejak dini, khususnya di lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa yang jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas.
Pendidikan anti-korupsi di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri dimulai dengan mengenalkan nilai-nilai dasar seperti kejujuran, transparansi, tanggung jawab, dan rasa keadilan. Seluruh civitas akademika mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam seluruh proses pembelajaran. Selain melalui kurikulum, budaya anti-korupsi juga dapat dibentuk melalui kegiatan dan program sekolah. Dalam pembelajaran guru dan siswa dibiasakan untuk mengadakan diskusi tentang isu-isu korupsi dan etika. Kegiatan ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memahami pentingnya integritas dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik dan Tenaga Pendidik di sekolah harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai anti-korupsi.
Sikap dan tindakan mereka sehari-hari, seperti transparansi dalam pengelolaan dana sekolah dan keadilan dalam memberikan nilai kepada siswa, akan menjadi contoh nyata bagi siswa. Keteladanan ini penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari praktik curang dan manipulasi. Pihak sekolah juga perlu melibatkan orang tua dan masyarakat dalam upaya membangun budaya anti-korupsi. Komunikasi yang terbuka antara sekolah dan orang tua dapat membantu memastikan bahwa nilai-nilai anti-korupsi juga diterapkan di rumah.
Penerapan teknologi juga dapat mendukung upaya ini. Sistem informasi berbasis digital di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri digunakan untuk meningkatkan transparansi di sekolah, seperti dalam pengelolaan anggaran atau pencatatan nilai siswa. Dengan teknologi, potensi manipulasi data dapat diminimalkan, sehingga kepercayaan antara semua pihak di lingkungan sekolah dapat terjaga.
Membangun budaya anti-korupsi membutuhkan komitmen jangka panjang. Sekolah harus konsisten dalam menanamkan nilai-nilai integritas dan melakukan evaluasi berkala terhadap program yang dijalankan. Dengan begitu, siswa tidak hanya memahami pentingnya nilai-nilai ini, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika generasi muda dibekali dengan pemahaman yang kuat tentang bahaya korupsi dan pentingnya integritas, mereka akan tumbuh menjadi individu yang mampu membawa perubahan positif di masyarakat. Dengan demikian, sekolah berperan sebagai salah satu pilar utama dalam menciptakan Indonesia yang lebih bersih dan bebas korupsi.