Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Mengapa Bulan Muharram Disebut Bulan Allah?

Pendahuluan

Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang sangat istimewa dalam kalender Hijriah. Bulan ini sering disebut sebagai “Bulan Allah” karena memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi mengapa Bulan Muharram mendapatkan sebutan mulia tersebut, amalan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, serta contoh-contoh sejarah penting dari masa Arab dahulu, dengan sentuhan perspektif tasawuf (sufisme). Selain itu, kita juga akan menyoroti pandangan para ilmuwan Islam tentang bulan Muharram.

Keutamaan Bulan Muharram

  1. Termasuk Bulan Haram Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36:

    “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At-Taubah: 36).

  2. Bulan yang Disucikan Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Segala amal baik yang dilakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.

  3. Keutamaan Puasa Asyura Pada tanggal 10 Muharram, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa yang dikenal dengan puasa Asyura. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

    “Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat untuk berpuasa melebihi hari ini (hari Asyura) dan bulan ini (yakni bulan Ramadhan).” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:

    “Puasa Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Mengapa Disebut Bulan Allah?

  1. Penegasan dalam Hadis Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

    “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.” (HR. Muslim).

    Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menyebut Muharram sebagai “bulan Allah,” yang menunjukkan betapa istimewanya bulan ini di sisi Allah SWT.

  2. Makna Bulan Allah Penyebutan bulan Muharram sebagai “bulan Allah” menunjukkan bahwa bulan ini memiliki kedudukan khusus di hadapan Allah SWT. Hal ini mengajarkan kita untuk lebih menghormati dan memuliakan bulan Muharram dengan memperbanyak ibadah dan amal shalih.

Perspektif Tasawuf tentang Bulan Muharram

Dalam tasawuf, bulan Muharram dianggap sebagai waktu yang penuh dengan rahmat dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Para sufi melihat bulan ini sebagai momen untuk membersihkan hati dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

  1. Tafakur dan Tazkiyah Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk melakukan tafakur (merenung) dan tazkiyah (penyucian diri). Para sufi mengajarkan pentingnya merenungi kebesaran Allah SWT dan introspeksi diri agar dapat mencapai kebersihan hati.

  2. Dzikir dan Doa Dzikir (mengingat Allah) dan doa adalah dua amalan utama dalam tasawuf yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. Dzikir yang kontinu dapat mendekatkan hati kepada Allah dan memberikan ketenangan batin.

  3. Ibadah Malam Para sufi sering menghabiskan malam di bulan Muharram dengan beribadah, termasuk shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Malam-malam di bulan ini dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk memohon ampunan dan rahmat dari Allah.

Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

  1. Puasa Asyura dan Tasu’a Selain puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan puasa Tasu’a. Tujuan dari puasa ini adalah untuk menyelisihi kebiasaan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

  2. Memperbanyak Sedekah Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah. Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan akan mendatangkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

  3. Meningkatkan Ibadah Sunnah Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah sunnah seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa. Dengan demikian, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pahala yang berlipat ganda.

Peristiwa Penting di Bulan Muharram dalam Sejarah Arab

  1. Peristiwa Hijrah Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram adalah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Islam dan menandai dimulainya kalender Hijriah.

  2. Pembebasan Bani Nadhir Pada bulan Muharram, terjadi pembebasan Bani Nadhir, salah satu suku Yahudi yang memusuhi Rasulullah SAW dan umat Islam. Peristiwa ini menunjukkan kekuatan dan keberanian kaum Muslimin dalam mempertahankan agama dan tanah air mereka.

  3. Perang Karbala Peristiwa tragis di Karbala yang terjadi pada tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriah, di mana cucu Rasulullah SAW, Imam Husain, dan para pengikutnya dibantai oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini menjadi simbol pengorbanan, keberanian, dan keteguhan dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan.

  4. Peristiwa di Masa Jahiliyah Pada masa sebelum Islam, orang-orang Arab juga memuliakan bulan Muharram. Mereka menganggap bulan ini sebagai waktu yang sakral dan menghindari peperangan serta permusuhan. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Muharram telah dihormati jauh sebelum datangnya Islam.

Pandangan Para Ilmuwan Islam tentang Bulan Muharram

  1. Imam Al-Ghazali Imam Al-Ghazali, dalam karyanya Ihya’ Ulumuddin, menekankan pentingnya memperbanyak ibadah di bulan Muharram. Beliau menjelaskan bahwa bulan ini adalah kesempatan untuk melakukan tazkiyah (penyucian jiwa) dan memperbaiki diri. Menurutnya, bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk introspeksi dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

  2. Ibnu Rajab Al-Hanbali Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam bukunya Lataif Al-Ma’arif menulis bahwa bulan Muharram adalah salah satu waktu terbaik untuk memperbanyak amal kebaikan. Beliau juga menekankan keutamaan puasa Asyura dan Tasu’a serta anjuran untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan ini.

  3. Imam An-Nawawi Imam An-Nawawi, seorang ulama besar dalam mazhab Syafi’i, menyatakan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang penuh berkah. Beliau mengutip hadis-hadis yang menunjukkan keutamaan puasa di bulan ini dan mendorong umat Islam untuk memperbanyak amal shalih dan menjauhi kemaksiatan.

  4. Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang sufi terkemuka, menekankan pentingnya bulan Muharram dalam perspektif tasawuf. Beliau mendorong para pengikutnya untuk memperdalam dzikir, tazkiyah, dan ibadah malam di bulan ini. Menurutnya, bulan Muharram adalah waktu yang penuh rahmat dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Bulan Muharram disebut sebagai “Bulan Allah” karena memiliki keutamaan dan kedudukan khusus di sisi Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi kemaksiatan di bulan ini, kita dapat meraih banyak pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Sejarah mencatat berbagai peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram, baik pada masa Nabi Muhammad SAW maupun sebelum Islam. Dalam perspektif tasawuf, bulan ini adalah waktu yang penuh rahmat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan hati. Pandangan para ilmuwan Islam juga menegaskan pentingnya bulan ini dan mendorong kita untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

×