Pondok Pesantren MADU KH Ahmad Badjuri

Pembiasaan Sholat Berjamaah Terhadap Pembentukan Kecerdasan Emosional Siswa (Studi Kasus di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri)

Penulis : Muhammad Syauqi Denal Muzny. S.E.

 

Pendidikan agama merupakan pondasi pokok dari sistem pendidikan nasional, dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 37 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Shalat merupakan amaliyah sehari-hari dari sebuah implementasi rasa syukur seorang hamba kepada Allah swt. Hikmah melaksanakan shalat sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, meningkatkan disiplin hidup, membuka hati pada kebenaran dan masih banyak manfaatnya bagi kebutuhan rohani atapun jasmani. Shalat merupakan azas yang fundamental yang dijadikan tolok ukur kualitas keimanan dalam diri seseorang. Maka dari itu mempelajari dan membiasakan shalat dengan baik dan benar sejak dini sangatlah penting, agar hikmah dan manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan sepanjang hayat.

Dalam pelaksanaan shalat berjamaah Siswa yang berlaku disiplin memiliki indikasi seperti; mengikuti pelaksanaan shalat berjamaah secara rutin, datang di mushola tepat waktu, belajar secara mandiri, dan mengerjakan tugas-tugas dari guru PAI. Perilaku disiplin tersebut akan berimplikasi terhadap kecerdasan emosional siswa.

SMP Islam KH. Ahmad Badjuri adalah  merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mengedepankan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Perpaduan ilmu umum dengan ilmu agama menjadi ciri khas pengembangan pengetahuan siswa di sekolah ini. Akhlak, moral, dan etika merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu terciptanya kepribadian mulia dalam diri siswa, SMP Islam KH. Ahmad Badjuri melakukan beberapa hal untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya melalui kegiatan pembiasaan pelaksanaan ibadah sehari–hari misalnya shalat berjamaah.

SMP Islam KH. Ahmad Badjuri ini memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda, Mereka kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Selain itu juga, dalam masalah pendidikan anak kurang diperhatikan terutama mengenai pendidikan informalnya. Diketahui banyak sekali masalah-masalah yang terjadi antar siswa satu dengan yang lainnya diluar jam pelajaran, seperti halnya saling ejek, dan salah paham.

Banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri ini karena dengan harapan mendapatkan Pendidikan formal religius. Nantinya anak-anak akan mendapatkan bimbingan melalui kegiatan keagamaan. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang shalat berjamaah dalam hubungannya dengan kecerdasan emosional siswa.

Secara bahasa, shalat berasal dari bahasa Arab, yang artinya “doa”. Dari arti secara bahasa dapat dipahami bahwa bacaan-bacaan di dalam ibadah shalat merupakan rangkaian doa seorang muslim kepada Allah Swt. Sedangkan definisi shalat menurut syar’i adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan atau gerakan dan perkataan atau ucapan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Jadi shalat merupakan suatu wujud penghambaan seorang makhluk terhadap penciptanya. Shalat yaitu ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, serta memenuhi rukun dan syarat yang telah ditentukan.

Jamaah secara bahasa dapat diartikan golongan atau kelompok. Sedangkan yang dimaksud shalat berjamaah adalah apabila dua orang shalat bersama-sama dan salah seorang di antara mereka mengikuti yang lain. Sedangkan menurut Muhyddin Abdusshomad shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara kelompok, yang terdiri dari imam dan makmum. Dari penjelasan di atas bahwa shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan oleh imam dengan makmum dengan aturan pelaksanaan tertentu.

Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis dengan melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan ini mempunyai ciri, perilaku tersebut relatif menetap, umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat atau meniru, bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman belajar, sehingga dapat tampil secara berulang-ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama. Hal ini disebabkan karena kebiasaan sudah merupakan perilaku yang bersifat otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu, berlangsung begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.

Penerapan program pembiasaan shalat dhuha, shalat zuhur, dan shalat ashar berjamaah di SMP Islam KH. Ahmad Badjuri bertujuan untuk menanamkan kebiasaan sholat berjamaah kepada siswa agar tertanam kewajiban menegakkan sholat sebagai sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga diharapkan keutamaan dan hikmah sholat dapat membentuk karakter siswa dengan kecerdasan emosioanal yang baik.

Dampak Program Shalat Berjamaah Dalam Pembentukan Kecerdasan Emosional Siswa Akhlak terhadap Sesama Manusia Pertama, dengan adanya pembiasaan shalat berjamaah siswa dapat menyadari akan pentingnya rasa persaudaraan. Hal ini diaplikasikan dengan menyambung tali silaturrahmi, baik antar siswa maupun siswa dengan guru. Kedua, para siswa lebih tertib dan peduli dengan teman, dan siswa lebih siap untuk belajar dengan percaya diri dalam berekspresi. Ketiga, dengan adanya pembiasaan shalat berjamaah siswa dapat mengontrol emosi dan amarah, selain itu pikiran dan hati siswa juga menjadi lebih tenang, sehingga akan memperlancar proses belajar. Dan keempat, siswa juga menjadi lebih memiliki sifat jujur, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Referensi

Agus Efendi, Revolusi kecerdasan abad 21, kritik MI, EI, AQ & successful Intelegence atas IQ (Bandung: Alfabeta, 2005)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka cipta, 2010)

Daniel Goleman, Emotional Intelegensi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000) Himpunan Peraturan Perundan-Undangan, Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: Fokusmedia.2010)

Muhammad Noer Cholifudin Zuhri, “Studi Tentang Efektivitas Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Akhlak di SMPN 8 Yogyakarta”, Cendekia, Vol 11 NO 1 (Juni 2013)

Muhyiddin Abdusshomad, Shalatlah Seperti Rasulullah SAW (Surabaya: Khalista, 2011)

Nurul Ihsani, et. al., “Hubungan Metode Pembiasaan dalam Pembelajaran dengan Disiplin Anak Usia Dini”, Jurnal-ilmiah Potensia, Vol 3 No 1 (2018)